Oleh: SRIYULAN ARMAN BADU
Gastritis merupakan salah satu
penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik penyakit dalam pada umumnya.
Kita ketahui penyakit gastritis ini dibagi menjadi gastritis akut dan gastritis
kronik. Namun keduanya tidak saling berhubungan, gastritis kronik bukan
merupakan kelanjutan gastritis akut. Dari sumber yang menyebutkan bahwa orang
yang menderita penyakit gastritis sekitar 25% dari populasi atau 1 dari 10 orang
yang mengalami gastritis (Anonim, diakses 10 Mei 2003).
Jenis penelitian yang digunakan adalah
survei analitik dengan pendekatan cross sectional yakni untuk melihat faktor
yang berhubungan dengan kejadian gastritis. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh pasien rawat inap di RSUD Prof. Dr. Saboe kota gorontalo pada bulan mei
tahun 2007. teknik pengambilan sampel secara nonrandom sampling dengan metode
accidental sampling yaitu responden yang ditemukan pada saat penelitian yang
menderita maupun tidak menderita penyakit gastritis. Adapun sampel sebanyak 144
orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner pada pasien
rawat inap, sedangkan pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual
dengan menggunakan kalkulator.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara statistik terdapat ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian
gastritis yang diperoleh dari nilai x² hitung 6,88 > x² tab 3,84. jumlah
frekwensi makan responden yang kurang 32,7% sedangkan 26,3% mempunyai frekwensi
makan yang cukup, hal ini dapat dilihat dari nilai x² hitung 0,99 > x² tab
3,84 ini berarti tidak ada hubungan frekwensi makan responden dengan kejadian
gastritis. Sedangkan jenis makanan dalam penelitian ini mempunyai hubungan
dengan kejadian gastritis, dapat dilihat dari nilai yang diperoleh dari x² hitung
20,72% > x² tab 3,84.
Untuk menanggulangi penyakit gastritis dengan memberikan
penyuluhan-penyuluhan kesehatan untuk menanggulangi berbagai permasalahan
kesehatan yang ada terutama gastritis.
No comments:
Post a Comment