Secara umum seorang guru dapat merefleksikan gaya mengajarnya diantara tradisional dan progresif. Ciri mengajar secara tradisional adalah guru sebagai pemberi ilmu, siswa bersifat pasif, sosio emosional siswa tidak diperhatikan dan kurang mendorong kreatifitas siswa. Sedang ciri mengajar progresif adalah guru sebagai pembimbing, siswa aktif, sosio emosional siswa diperhatikan dan guru mendorong kreatifitas siswa. Metode mengajar variatif adalah penggunaan beberapa metode yang dipakai oleh seorang guru untuk mendapatkan hasil PBM yang optimum.
Berikut ini penulis akan menguraikan beberapa metode pembelajaran khususnya yang dapat digunakan oleh guru. Namun, Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain.
Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain. Adakalanya seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok babasan tertentu. Dengan variasi beberapa metode, penyajian pengajaran menjadi lebih hidup. Misalnya pada awal pengajaran, guru memberikan suatu uraian dengan metode ceramah, kemudian menggunakan contoh-contoh melalui peragaan dan diakhiri dengan diskusi atau tanya-jawab. Di sini bukan hanya guru yang aktif berbicara, melainkan siswa pun terdorong untuk berpartisipasi.
1. Metode Ceramah.
Metode ceramah adalah cara penyampaian sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai.[1] Metode ini adalah metode yang sering digunakan, karena metode ini sangat mudah dilakukan. Gambaran ini dikemukakan oleh Zakiah Daradjat bahwa “dalam metode ceramah ini murid duduk, melihat dan mendengarkan serta percaya bahwa apa yang diceramahkan guru itu adalah benar, murid mengutip iktisar ceramah semampu murid itu sendiri dan menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru yang bersangkutan.”[2]
Adapun dalam metode ceramah ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan antara lain :
- Suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid melakukan aktivitas yang sama, sehingga guru dapat mengawasi murid sekaligus secara komfrehensif.
- Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang singkat murid dapat menerima pelajaran sekaligus secara bersamaan.
- Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak.
- Melatih para pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat.[3]
- Dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam belajar;
- Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas maka dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja, sedangkan bila waktu masih panjang, dapat dijelaskan lebih mendetail.[4]
Di samping kelebihan yang ada dalam metode ceramah, berikut ini dapat digambarkan beberapa kekurangan metode cemarah yaitu :
- Interaksi cenderung bersifat centered (berpusat pada guru).
- Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah menguasai bahan ceramah.
- Mungkin saja siswa memperoleh konsep-konsep lain yang berbeda dengan apa yang dimaksudkan guru.
- Siswa kurang menangkap apa yang dimaksudkan oleh guru, jika ceramah berisi istilah-istilah yang kurang/tidak dimengerti oleh siswa dan akhirnya mengarah kepada verbalisme.
- Tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah. Karena siswa hanya diarahkan untuk mengikuti fikiran guru.
- Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kecakapan dan kesempatan mengeluarkan pendapat.
- Guru lebih aktif sedangkan murid bersikap pasif.[5]
- Bila guru menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam waktu yang terbatas, menimbulkan kesan pemompaan atau pemaksaan terhadap kempuan penerimaan siswa.
- Cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang, kerena guru kurang memperhatikan faktor-faktor psikologis siswa, sehingga bahan yang dijelaskan menjadi kabur.[6]
2. Metode Tanya Jawab.
Metode Tanya jawab ialah penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Atau suatu metode di dalam pendidikan di mana guru bertanya sedangkan murid menjawab tentang materi yang ingin diperolehnya.
Kelebihan metode tanya jawab ini, antara lain adalah (1) siswa dapat mengembangkan keberanian dan ketrampilan dalam menjawab dan mengemukakan pendapat, (2) pertanyaan yang dilontarkan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, serta (3) merangsang siswa untuk berlatih mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan. (4) pertanyaan yang jelas lebih mudah dipahami siswa.
Selain memiliki kelebihan, metode tanya jawab juga memiliki kekurangan, antara lain adalah, (1) banyak waktu terbuang, (2) apabila siswa tidak siap, maka siswa merasa takut, dan apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa, maka siswa juga menjadi tidak berani untuk bertanya, dan (3) terbatasnya jumlah waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.
3. Metode Diskusi.
Diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi, saling mempertahankan pendapat dalam memecahkan suatu masalah tertentu.
Metode diskusi adalah salah satu alternatif cara yang dapat dipakai oleh seorang guru di kelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan pendapat para siswa. Seiring dengan itu metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berfikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik.
Berikut ini penulis gambarkan beberapa keunggulan dari metode diskusi dalam proses pembelajaran, yaitu :
- Suasana kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.
- Dapat menaikan prestasi kepribadian individu, seperti: sikap toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya.
- Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, karena mereka mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan.
- Siswa dilatih belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib layaknya dalam suatu musyawarah.
- Membantu murid untuk mengambil keputusan yang lebih baik.
- Tidak terjebak kedalam pikiran individu yang kadang-kadang salah, penuh prasangka dan sempit. Dengan diskusi seseorang dapat mempertimbangkan alasan-alasan/pikiran-pikiran orang lain.[7]
Sedangkan kelemahan dari penggunaan metode diskusi dalam proses pembelajaran adalah :
- Kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
- Dalam diskusi menghendaki pembuktian logis, yang tidak terlepas dari fakta-fakta; dan tidak merupakan jawaban yang hanya dugaan atau coba-coba saja.
- Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
- Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.[8]
4. Metode Pemberian Tugas.
Pemberian tugas atau resitrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan sejumlah tugas terhadap para murid-muridnya untuk mempelajari sesuatu, kemudian mereka disuruh untuk mempertanggung jawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru bisa berbentuk memperbaiki, memperdalam, mengecek, mencari informasi atau menghafal pelajaran yang akhirnya membuat kesimpulan tertentu.
Kelebihan metode ini adalah (1) dapat memupuk semangat belajar siswa, (2) dapat lebih memperdalam, memperkaya, dan memperluas wawasan yang dipelajarinya, dan (3) dapat membina siswa dalam mengolah informasi. Kelemahan metode ini adalah (1) tugas dirasa sulit dan banyak oleh siswa, dan (2) tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan guru.
5. Metode Pembiasaan
Dalam kaitannya dengan metode pengajaran dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.
Pembiasaan dinilai sangat efektif jika penerapannya dilakukan terhadap peserta didik yang berusia kecil. Karena memiliki rekaman ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang. Sehingga mereka sudah terlarut dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari. Oleh karena itu, sebagai awal dalam proses pendidikan pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral ke dalam jiwa anak.
Kelebihan metode pembiasaan ini adalah suatu hal yang dibiasakan sejak awal akan membekas dan tidak mudah hilang dalam diri seorang anak, metode pembiasaan ini mudah dilakukan. Sedangkan kelemahan metode pembiasaan adalah jika yang dibiasakan adalah hal yang buruk maka hal ini akan membuat anak akan terbiasa melakukan hal-hal negatif dalam hidupnya, metode ini membutuhkan peran aktif orang tua, guru sehingga hasilnya akan baik.
6. Metode Keteladanan.
Dalam metode ini seorang siswa lebih mudah menerapkan ilmu yang dipelajari di sekolah dengan cara meniru atau mencontohi segala perbuatan atau barang dan sebagainya. Kelebihan metode ini adalah mudah dilakukan, menumbuhkan kemandirian anak, cepat membekas dalam diri anak. Sedangkan kelemahan metode ini adalah jika yang diteladani tidak baik atau negatif maka hal ini akan diikuti oleh anak, sulitnya anak untuk membedakan mana yang patut diteladani dengan yang tidak bisa diteladani jika tidak dibimbing oleh orang atau guru.
7. Metode Pemberian Ganjaran.
Ganjaran adalah hadiah terhadap perilaku anak didik dalam proses pendidikan sehingga menjadi pendorong atau motivasi bagi siswa, adapun beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memberikan ganjaran, antara lain :
- Pujian yang indah.
- Imbalan materi/hadiah.
- Do’a misalnya semoga Allah SWT menembah kebaikan padamu.
- Tanda penghargaan
- Melaporkan segala sesuatu yang berkenaan dengan kebaikan murid di sekolah, kepada orang tuanya di rumah.
Sebagaimana pendekatan-pendekatan pendidikan lainnya, pendekatan ganjaran juga tidak bisa terlepas dari kelebihan dan kekurangan. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan bahwa pendekatan ganjaran memiliki banyak kelebihan yang secara umum dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa anak didik untuk melakukan perbuatan yang positif dan bersikap progresif.
b. Dapat menjadi pendorong bagi anak-anak didik lainnya untuk mengikuti anak yang telah memperoleh pujian dari gurunya; baik dalam tingkah laku, sopan santun ataupun semangat dan motivasinya dalam berbuat yang lebih baik. Proses ini sangat besar kontribusinya dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan.
Di samping mempunyai kelebihan, pendekatan ganjaran juga memiliki kelemahan antara lain:
a. Dapat menimbulkan dampak negatif apabila guru melakukannya secara berlebihan, sehingga mungkin bisa mengakibatkan murid menjadi merasa bahwa dirinya lebih tinggi dari teman-temannya.
b. Umumnya ganjaran membutuhkan alat tertentu dan membutuhkan biaya, dll.
8. Metode Pemberian Hukuman
Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam melaksanakan metode ini adalah :
- Mengandung makna edukasi.
- Merupakan jalan terakhir dari beberapa pendekatan dan metode yang ada.
- Memberikan hukuman harus tetap dalam jalinan cinta, kasih, dan sayang.
- Harus didasarkan kepada alasan keharusan.
- Harus menimbulkan kesan di hati anak.
- Harus menimbulkan keinsyapan dan penyesalan kepada anak didik.
- Diikuti dengan pemberian maaf dan harapan serta kepercayaan.
Pendekatan hukuman dinilai memiliki kelebihan apabila dijalankan dengan benar, yaitu:
- Hukuman akan menjadikan perbaikan-perbaikan terhadap kesalahan murid.
- Murid tidak lagi melakukan kesalahan yang sama.
- Merasakan akibat perbuatannya sehingga ia akan menghormati dirinya.
Sementara kekurangan/kelemahan adalah apabila hukuman yang diberikan tidak efektif, maka akan timbul beberapa kelemahan antara lain:
- Akan membangkitkan suasana rusuh, takut, dan kurang percaya diri.
- Murid akan selalu merasa sempit hati, bersifat pemalas, serta akan menyebabkan ia suka berdusta (karena takut dihukum).
[1] Armai Arief, Pengantar dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. Ke-I, 135-136
[2] Zakiyah Daradjat, Metodi Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-I, h. 263
[3] Armai Arief, op. cit., h. 139
[4] M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. Ke-I, h. 35
[5] Armai Arief, op. cit., h. 139-140
[6] Ibid., h. 140
[7] Armai Arief, op. cit., h. 148-149
[8] Roetiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), Cet. Ke-2, h. 6
No comments:
Post a Comment