I.
Hakikat Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari bahasa Inggris
yaitu motivation yang berarti
mendorong, menyebabkan dan merangsang. Menurut Suryabrata Motiv adalah keadaan
dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas
tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan.[1]
Secara garis besar, motivasi dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
1. Motivasi intrinstik, yaitu motivasi yang
berasal dari dalam tanpa adanya ransangan dari luar,
Menurut Brow, ada beberapa ciri
seseorang yang mempunyai motivasi belajar yang sangat tinggi, yakni sebagai
berikut:
1.
Tertarik
pada dosen, artinya tidak membenci atau acuh tak acuh.
2.
Tertarik
pada meta pelajaran yang diajarkan.
3.
Mempunyai
antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama pada dosen.
4.
Ingin
selalu bergabung dalam kelompok kelas.
5.
Ingin
identitas dirinya diakui oleh orang lain.
6.
Selalu
mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali.
7.
Selalu
terkontrol oleh lingkungannya sendiri.[3]
II.
Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar
tersebut ada dalam jaringan rekayasa pedagogis dosen. Dengan tindakan persiapan
mengajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka dosen menguatkan motivasi belajar mahasiswa.
Sebaliknya, dilihat dari segi emansipasi kemandirian mahasiswa, motivasi
belajar semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar
merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh
kondisi fisiologis dan kematangan psikologis kejiwaan mahasiswa.
Ada beberapa unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar, unsur-unsur tersebut adalah: Cita-cita/aspirasi pembelajaran,
Kemampuan pembelajar, Kondisi pembelajar, Kondisi lingkungan belajar, Unsur-unsur
dinamis belajar/pembelajaran, Upaya dosen dalam
membelajarkan pembelajar.[4]
1.
Cita-cita/ aspirasi pembelajar
Setiap manusia senantiasa mempunyai
cita-cita atau aspirasi tertentu di dalam hidupnya, termasuk pembelajar.
Cita-cita atau aspirasi tertentu di dalam hidupnya, termasuk pembelajar.
Cita-cita atau aspirasi ini senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan. Bahkan
tidak jarang, meskipun rintangan yang ditemui sangat banyak dalam mengejar cita-cita
dan aspirasi tersebut, seseorang tetap berusaha semaksimal mungkin karena hal
tersebut berkaitan dengan cita-cita dan aspirasinya. Oleh karena itu cita-cita
dan aspirasi sangat mempengaruhi terhadap motivasi belajar seseorang.
Motivasi belajar tampak pada keinginan
anak sejak kecil, seperti keinginan anak untuk belajar berjalan, makan makanan
yang lezat, berebut permainan, dapat membaca, dapat mengaji, dan lain-lain.
Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menimbulkan kamauan bergiat bahkan dikemudian
hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh
perkembangan akal, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya
cita-cita juga dibarengi perkembangan kepribadian.
Seseorang yang bercita-cita menjadi dokter, pada saat sedang belajar di jenjang pendidikan dasar, tentu
menggemari mata pelajaran dan bacaan-bacaan yang berkaitan dengan ilmu
kesehatan. Sebaliknya seseorang yang berstatus mahasiswa dan dahulunya
bercita-cita menjadi ilmu hukum tetapi dipaksa oleh orang tuanya mengambil
teknik elektro, dapat dipastikan kesungguhan belajarnya akan berkurang, karena
apa yang dia pelajari tidak sesuai dengan cita-cita dan aspirasinya.
2.
Kemampuan pembelajar.
Kemampuan manusia satu dengan yang lain
tidaklah sama. Oleh karena itu kemampuan pembelajar haruslah diperhatikan dalam
proses pembelajaran. Kemampuan pembelajar erat hubungannya dan bahkan
mempengaruhi motivasi belajar pembelajar. Bisa terjadi, seseorang menjadi
rendah motivasi belajarnya terhadap bidang tertentu karena bidang
yang bersangkutan rendah kemampuannya di bidang tersebut.
3.
Kondisi pembelajar.
Kondisi pembelajar dapat dibedakan atas
kondisi fisik dan kondisi psikologinya. Dua macam kondisi ini, fisik dan
psikologi, umumnya saling mempengaruhi satu sama lain. Sangatlah jelas dan
sering dirasakan oleh siapapun, jika kondisi fisik seseorang lemah, umumnya
motivasi belajar seseorang akan menurun. Sebaliknya kondisi fisik berada dalam
keadaan bugar dan segar, motivasi belajar bisa meningkat. Berarti kondisi fisik
seseorang mempengaruhi motivasi belajarnya. Demikian juga kalau sedang sakit,
tidak baik dipaksa untuk belajar.
Dalam
kondisi psikologis terganggu, misalnya stress, umumnya juga dapat tidak bisa
berkonsentrasi terhadap hal-hal yang dipelajari. Karena tidak bisa konsisten,
maka gairah belajarnya menurun. Keadaan demikian ini, bisa menjadi seseorang
belajar merasa terpaksa; dan tidak banyak bermotivasi.
Jelaslah
bahwa, kondisi pembelajaran baik yang bersifat fisik maupun psikis, sama-sama
berpengaruh terhadap motivasi belajarnya. Ada kalanya seseorang yang pada
masa-masa sebelumnya bermotivasi tinggi, tiba-tiba menjadi rendah hanya karena
fisik dan psikologisnya terganggu atau sakit. Tidak jarang, seseorang yang
motivasi belajarnya biasa-biasa saja, tiba-tiba berubah karena kondisi fisik
dan psikologisnya dalam keadaan prima.
4.
Kondisi Lingkungan Belajar
Selain faktor individu faktor lingkungan juga dapat
mempengaruhi motivasi belajar. Sebab individu secara sadar atau tidak
tersosialisasi oleh lingkungan fisik dan sosial.
Yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah tempat dimana
pembelajar tersebut belajar. Apakah tempat belajarnya segar, amburadul ataukah
pengap. Hal demikian berpengaruh terhadap motivasi belajar. Sebaliknya tempat
yang teratur, yang tertata rapi mendorong seseorang belajar dengan penuh
gairah. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan sosial adalah suatu
lingkungan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain. Lingkungan sosial ini
dapat berupa lingkungan super mainan, lingkungan sebaya, atau kelompok belajar.[5]
Dalam lingkungan yang kompetitif untuk belajar, seseorang
yang mendiami lingkungan tersebut akan terbawa serta untuk belajar sebagaimana
orang lain. Ia secara sadar atau tidak, terekayasa untuk belajar. Jika pada
lingkungan tersebut belajar sudah menjadi budaya, maka para penghuni lingkungan
tersebut bisa terbawa ke dalam budaya belajar.
5.
Unsur-unsur Dinamis Belajar Pembelajaran
Unsur-unsur dinamis belajar pembelajaran turut mempengaruhi
motivasi belajar. Unsur dinamis belajar pembelajaran meliputi hal-hal berikut: Motivasi
dan upaya memotivasi pembelajar untuk belajar, bahan belajar
dan upaya penyediaannya, alat bantu belajar dan upaya penyediannya, suasana
belajar dan upaya penyediaannya, kondisi subjek belajar dan upaya penyiapan dan
peneguhan.[6]
Oleh karena itu, unsur-unsur dinamis
demikian ini patut diperhatikan agar motivasi belajar menjadi tinggi. Tingginya
motivasi belajar berimplikasi pada maksimalnya perolehan belajar pembelajaran.
6.
Upaya Dosen dalam Membelajarkan Pembelajar.
Upaya dosen dalam membelajarkan
pembelajar juga berpengaruh terhadap motivasi belajar. Dosen yang tinggi
gairahnya dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan pembelajar juga bergairah
belajar. Dosen yang bersungguh-sungguh dalam membelajarkan pembelajar, menjadi
tinggi motivasi belajar pembelajar. Sehingganya dosen senantiasa memberikan
yang terbaru dan terbaik kepada pembelajar. Menariknya hal-hal yang diberikan
ini bisa menjadi tingginya motivasi pembelajar. Sebaliknya pada dosen yang tidak
bergairah dalam membelajarkan pembelajar, umumnya mengulang saja pelajaran dari
tahun ke tahun. Proses belajar pembelajaran terasa kering dan kehilangan
nuansa. Seolah-olah belajar pembelajar demikian ini, pembelajar tidak bergairah
dan bahkan mungkin kehilangan motivasi. Hal demikian bahkan bisa parah lagi,
manakala dosen yang membelajarkan tersebut sudah puas dengan keadaan yang
demikian ini. Oleh karena itu, upaya dosen untuk membelajarkan pembelajar
sangat krusial dalam meningkatkan motivasi pembelajar.
REFERENSI
(Ket. Footnote)
[1]
Mohon maaf Kami Tidak Dapat Menampilkan Referensinya, Silahkan Anda Masukan
Link Alamat Ini Sebagai Referensinya : Contoh " Pondok
Mahasiswa, JUDUL POSTING, (Online ) LINK, Diakses tanggal ...............201...,.
[2]
Bila anda memang memerlukan suatu bahan materi ataupun (Tesis/Skripsi/Makalah)
yang sudah jadi yang mempunyai Referensi Buku yang Jelas, Maka Silahkan Hubungi
no. Hotline Kami 081340102992, namun sebelumnya dengan mentranfer uang Rp.
50.000, ke No. Rekening BRI : 5133-01-000526-50-1. Materi (Tesis,
Skripsi, tersebut akan di Format "Zip Archip" dan langsung
dikirimkan ke email anda.
KEPERCAYAAN MODAL UTAMA PONDOK MAHASISWA