Pada saat ini pengembangan materi pembelajaran yang sering digunakan adalah pendekatan ketrampilan proses. Pendekatan ini memiliki kemiripan dengan pendekatan inquiri. Pendekatan pengembangan pengeembangan materi pelajaran proses dapat diartikan sebagai titik tolak pandang untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang didasarkan pada kenyataan bahwa siswa adalah pribadi yang utuh yang memiliki kemampuan dasar yang apabila di latih melalui proses yang benar dan berkesinambungan.
Langkah-langkah yang dilakukan didalam pengembangan materi pembelajaran adalah:
1. Tujuan dan Fungsi pengembangan materi Pembelajaran
Sebagaimanaa yang telah dikemukakan oleh para ahli bahwa pengertian pembelajaran secara garis besarnya adalah suatu proses belajar mengajar antar guru dan anak didik atau pun ada sangkut pautnya dengan manusia.
Dalam proses belajar mengajar, strategi pembelajaran sangat dibutuhkan. Hal ini bertujuan untuk lebih mengikatkan kualitas anak didik menuju terbinanya insan yang handal dan mampu. Tentunya untuk tujuan ini maka strategi pembelajaran termasuk dalam mengidentifikasi segala bentuk dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.[1]
2. Pengelolaan Pembelajaran
Dalam proses pendidikan di Madrasah materi pembelajaran belajar yang banyak digunakan lebih bersifat alat atau pembelajaran dalam memperjelas materi yang sedang diberikan, sehingganya hal ini harus memenuhi persyaratan atau kriteria dalam pemilihan dan materinya. Adapun persyaratan atau prinsip cara pengelolaan materi pembelajaran di Madrasah mencakup hal-hal sebagai berikut ;
a. Pembelajaran yang dipersiapkan guru harus sesuai dengan tujuan dan fungsi materi sarana tersebut.
b. Pembelajaran diharapkan dapat memberi pengertian atau menjelaskan suatu konsep tertentu.
c. Pembelajaran diupayakan dapat mendorong kreativitas siswa, memberi kesempatan kepada siswa bereksperimen, dan bereksplorasi (menemukan sendiri).
d. Pembelajaran harus memenuhi unsur kebenaran ukuran, ketelitian dan kejelasan.
e. Pembelajaran harus aman, tidak membahayakan bagi siswa.
f. Pembelajaran hendaknya menarik, menyenangkan dan tidak membosankan.
g. Pembelajaran hendaknya memenuhi unsur kognitif, psikomotorik, dan afektif.
h. Pembelajaran harus mudah digunakan oleh guru maupun siswa.13
Disamping beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam pengelolaan pembelajaran pembelajaran tersebut diatas, Wens Tanlain, mengemukakan pula beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan oleh seorang guru dalam memilih, menetapkan dan mengelola pembelajaran pembelajaran, antara lain :
1. Pembelajaran yang dipilih dan hendak digunakan harus sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai, jika tidak maka seorang guru akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaranya.
2. Guru sebaiknya memahami benar fungsi dari setiap pembelajaran yang akan digunakan dan cakap menggunakannya. Dengan demikian guru dapat memilih secara tepat kapan diperlukan dan dapat menyediakannya sendiri apabila sekolah belum menyediakannya
3. Anak didik mampu menerima pembelajaran itu sesuai dengan keadaan dirinya (jenis kelamin, bakat, sifat, usia, dan kemampuannya), sebab anak didiklah yang akan dipengaruhi oleh pembelajaran pembelajaran tersebut dalam rangka kedewasaan dirinya.
4 Pembelajaran yang digunakan dapat membawa hasil yang diharapkan dan tidak menimbulkan akibat sampingan yang merugikan anak didik.14
Dengan memperhatikan alternatif pemilihan dan pengelolaan pembelajaran yang diuraikan oleh para pakar pendidikan di atas, maka dapatlah dipahami bahwa unsur yang mempengaruhi pemilihan materi pembelajaran itu meliputi, materi, tujuan, kondisi siswa, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, ketersediaan pembelajaran, dan aspek negatif-positifnya materi pembelajaran yang berpengaruh pada anak didik.
Efektif tidaknya materi pembelajaran menuntut seorang guru untuk memilih pembelajaran apa yang cocok dengan materi apa yang akan diajarkan, , juga harus disesuaikan dengan kemampuan guru dalam menggunakannya dan tingkat imajinasi anak dalam memahaminya, sehingga dari hasil materi pembelajaran itu akan tumbuh sosok sumber daya yang cerdas serta dapat mengaktualisasikan makna keilmuan yang telah dipelajarinya.
[1] Septiawati, Media Pengajaran, (Jakarta : CV. Rajawali, 2000), h. 21
13 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Petunjuk Pembuatan dan Penggunaan Sarana (Media Belajar), ( Jakarta ; Proyek Peningkatan Mutu Pendidikan SMU, 1989/1999)., h. 5
14 Adb. Muni Sanif, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan,(Surabaya: Usaha Nasional,1989), h.38