Welcome to www.jamal.com
go to my homepage
Go to homepage
WELLCOME TO SITUS LO HULONDHALO

Thursday, June 2, 2011

Fawatih Wal Khawatim Suwar


BAB I
PEMBAHASAN

A.  Pengertian     
1.   Fawatihus Suwar
Menurut bahasa fawatih adalah jamak dari fatiha yang berarti pembukaan atau awalan. Sedangkan kata as suwar adalah jamak dari   as-surah. Jadi fawatihus suwar berarti beberapa pembukaan dari surah-surah     Al-Qur’an atau beberapa macam dari surah-surah Al-Qur’an.
2.    Macam-macam Fawatihus Suwar
 Ada beberapa macam fawatihus suwar, yaitu:
a)      Bentuk yang terdiri dari satu huruf. Bentuk ini terdapat pada tiga surat, yaitu surat Sad, Qaf,Wa Al-Qam. Surat pertama dibuka dengan Nun.
b)      Bentuk yang terdiri dari dua huruf. Bentuk ini terdapat pada sepuluh surat. Tujuh diantaranya disebut hawamim  yaitu surat-surat yang dimulai dengan huruf Ha dan Mim. Surat-suratnya adalah surat Gafir,Fushilat,    As-Syura,Al-Zukhruf,Al-Dukhan.
c)      Pembuka surat yang terdiri dari empat huruf, yaitu الـمـص pada surat    Al-A’raf dan pada surat Al-Ra,d    الـمـر  .
d)     Pembukaan surat yang terdiri dari tiga huruf terdapat tigabelas tempat. Enam diantaranya dengan huruf الـم yaitu surah Al-Baqarah, Ali-Imran,    Al-Ankabut, Ar-Rum, Luqman dan Al-Sajadah.
e)      Pembukaan surat yang terdiri dari lima huruf hanya satu saja, yaitu  كـهـيـعـص pada surat Maryam.[1]


3.    Kedudukan fawatihus suwar
Menurut Assuyuti, pembukaan-pembukaan surat (awail al suwar)atau huruf-huruf potongan ini termasuk ayat mutasyabihat. sebagai ayat-ayat mutasyabihat, para ulama berbeda pendapat dalam memahami dan menafsirkannya. Dalam hal ini pendapat para ulama pada pokoknya terbagi dua.Pertama,pertama ulama yang memahaminya sebagai rahasia yang hanya diketahui oleh Allah. Assuyuti memandang pendapat ini sebagai pendapat yang mukhtar(terpilih). Kedua,pendapat yang memandang huruf-huruf yang diawal surat-surat ini sebagai huruf-huruf yang mengandung pengertian yang dapat dipahami oleh manusia. Karena itu penganut pendapat ini memberikan pengertian dan penafsiran kepada huruf-huruf tersebut.[2]
Seluruh huruf yang terdapat dalam pembukaan-pembukaan surat ini dengan tanpa berulang berjumlah 14 huruf atau separuh dari jumlah keseluruhan huruf ejaan.Karena itu, para mufassir berkata bahwa pembukaan-pembukaan ini disebutkan untuk menunjukan kepada bangsa arab akan kelemahan mereka. Meskipun Al Qur’an tersusun dari huruf-huruf ejaan yang mereka kenal, sebagiannya datang dalam Al Qur’an dalam bentuk satu huruf saja dan laininya dalam bentuk yang tersusun dari beberapa huruf, namun mereka tidak mampu membuat kitab yang dapat menandinginya. Mereka menguraikan tantangan AL Qur’an terhadap bangsa Arab untuk membuat tandingannya. Al Qur’an diturunkan dalam bahasa meraka sendiri. Akan tetapi, mereka tidak mampu membuat kitab yang menyerupainiya. Hal ini menunjukan kelemahan mereka dihadapan Al-Qur’an dan membuat mereka tertarik untuk mempelajarinya.


4.    Pendapat para ulama tentang huruf hijaiyah pembuka surat.
 Para ulama yang membicarakan masalah ini ada yang berani menafsirkannya, dimana huruf-huruf itu merupakan rahasia yang hanya Allah sendiri yang mengetahui-Nya.
a)      Az-Zamakhsari berkata dalam tafsirnya “Al-Qasysyaf” huruf-huruf ini ada beberapa pendapat yaitu:
1)      Merupakan nama surat
2)      Sumpah Allah
3)      Supaya menarik perhatian orang yang mendengarkannya.                                        
b).As-Suyuti menukilkan pendapat Ibnu Abbas tentang huruf tersebut.
c.) Al-Quwaibi mengatakan bahwasanya kalimat itu merupakan tanbih bagi Nabi, mungkin pada suatu saat Nabi dalam keadaan sibuk, maka Allah menyuru Jibril untuk memberikan perhatian terhadap apa yang disampaikan kepadanya.
d.) As-Sayid Rasyid Ridha tidak membenarkan Al-Quwaibi di atas, karena nabi senantiasa dalam keadaan sadar dan senantiasa menanti kedatangan wahyu. Rasyid Ridha berpendapat sesuai dengan Ar-Razi, bahwa tanbih ini sebenarnya di hadapkan kepada orang-orang musyrik Mekkah dan ahli kitab Madiniah. Karena orang-orang kafir apabila nabi membacakan Al-Qur’an mereka satu sama lain menganjurkan untuk tidak mendengarkannya.
e). Ulama salaf berpendapat bahwa “Fawatihus suwar”telah di susun semenjak zaman azali sedemikian rupa supaya melengkapi segala yang melemahkan manusia dari mendatangkannya seperti Al-Qur’an.
f). Imam Zamahsyari, Imam Ar-Razi dan Imam Syubawaili berpendapat bahwa huruf-huruf itu merupakan nama-nama dari surah yang di buka dengan huruf tersebut. Seperti huruf Yaa sin merupakan awalan dari surah Yaa sin. Disini kaum mutakalimin membantah pendapat tersebut dikarenakan banyak surat yang dibuka dengan awalan huruf yang sama.
g) As-Suhali, Imam al-Juwainini, Al-Izzu Ibnu Abdis Salam mengartikan huruf-huruf itu sebagai symbol dari angka-angka. Misalnya
 الـم غُـلِـبَـتِ الـرُوْم
 , bahwa Baitul Muqaddas akan bisa ditaklukan kaum muslimin pada tahun 583 dan itu betul-betul terjadi. Namun Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menilai penafsiran seperti ini merupakan kebatilan yang nyata dan tercela. Menurut riwayat Ibnu Abbas penafsiran seperti ini termasuk syirik.[3]
h) Kaum Syiah berpendapat, jika huruf-huruf terputus itu dikumpulkan tanpa disebutkan yang berulang maka akan terangkai satu kalimat
   صِـرَاطَ عـلِـيِـٍى حَـقٌ يُـمْـسِـكُـهُ =”Ali itu diatas jalan kebenaran yang harus di pegang teguh”. Imam Al-Alusi meriwayatkan dalam tafsirnya bahwa sebagian ahli sunnah menafsirkan huruf-huruf itu seolah-olah menjawab tafsiran kaum Syiah dengan kalimat  صَـحٌ طَـرِ يْـقُـكَ مَـعَ الـسُـنَـةِ =”Jalanmu benar bersama ahli sunnah”. Salim Bini Abdillah juga menafsirkan sepertikaum Syiah dan mengatakan bahwa arti huruf dari
   الـر    Dan    حـم  serta    ن   merupakan pecahan dari sifat Allah yang Maha pengasih.                       

i) Para kaum Sufi menafsirkan huruf-huruf tersebut secara kebatinan, yang mempunyai pandangan yang sangat jauh dari jangkauan akal dan amat aneh ungkapannya dan sangat misterius maknanya. Menurut mereka huruf-huruf dipermulaan sura-surah itu tidak dapat diketahui artinya kecuali ahli mistik rasional. Allah menjadikan surah-surah yang dimulai dari huruf –huruf itu ada 29, karena untuk menyempurnakan gambaran dari firman (dan bulan itu telah kami tetapkan letak-letaknya), ada 29 hari dan sebagainiya.
j) Seorang orientalis yang bernama Noldeke dalam bukunya yang berjudul “The history of Qur’an”. Mengatakan bahwa huruf-huruf itu adalah tambahan yang di masukan kedalam Al-Qur’an sebagai inisial (Simbol) dari huruf depan atau huruf belakang para sahabat Nabi yang mempunyai naskah-naskah dari surat-surat tertentu. Tetapi kemudian Noldeke merasa pendapatnya itu keliru lalu mencabut pendapatnya itu.Namun para orientalis laini seperti Schwally, Buhl dan Hirsfeld masih berpegang pada pendapat Noldeke yang pertama tadi dan mempertahankanya tanpa memperdulikan betapa menyimpangnya pendapat itu.
Jika pendapat-pendapat diatas diamati dan dianalisa secara cermat ternyata ada pendapat yang benar, salah, dan sangat menyimpang. Sedangkan yang lebih dekat kepada kebenaran ialah seperti pendapat Imam Zamakhsyari, Imam Ar-Razi, Al-Juweinini dan lain-lain. Sebab pendapat-pendapat mereka memberikan penjelasan-penjelasan yang mengungkapkan kemukjizatan Al-Qur’an sehinigga dapat memberikan keyakinan yang mendalam terhadap kewahyuan Al-Qur’an. 
5.    Sebaik-baik makna fawatihus suwar
Disampinig itu, ada lagi golongan-golongan yang ingin memasuki rumah dari pinitunya sendiri. Dan ingin supaya mereka menjadi orang yang lebih tegas pendapatnya dan lebih jelas tafsirnya bila menerangkan maksud dari Fawatihus suwar ini.
Mereka memperhatikan, bahwa sebagian surat -surat Al-Qur’an dimulai dengan huruf-huruf ini, sebagaimana kasidah-kasidah dimulai dengan  la dan bal. Maka pada mula-mulanya mereka mengatakan bahwa huruf-huruf ini beralih kepada budang yang lebih luas, yaitu diketika pembuka surat ini di pandang sebagai Tanbihat, atau adat-adat Tanbih, supaya lebih dapat mengetuk hati para pendengar.
Al-Khuwaiby mengatakan, bahwasanya kata-kata itu merupakan tanbih bagi Nabi. Mungkini pada suatu waktu Nabi berada dalam keadaan sibuk, maka Allah menyuruh kepada Jibril, diwaktu Jibril turun kepada Nabi, supaya mengatakan Alif lam mim, Alif lam Ra,  supaya Nabi lebih dahulu mendengar suara itu, lalu Nabi memberikan perhatian kepada apa yang disampaikan kepadanya.[4]
As Sayid Rasyid Ridha, penyusun tafsir almanar, memandang jauh dari kebenaran apa yang dikemukakan oleh Al-Khuwaiby ini.Beliau mengatakan, bahwasanya Nabi selalu dalam keadaan sadar dan siap menanti kedatangan wahyu.
Dalam hal menerangkan maksud dimulainya sebagian surat-surat
 Al-Qur’an dengan huruf-huruf potongan ini, maka As Sayid Rasyid Ridha-lah mufasir yang terbaik diantara para mufasir yang telah menyarankan maksud-maksud tersebut.
Sesungguhnya, persesuaian hikmah ini dengan orang yang dihadapkan Al-Qur’an kepadanya diketika Al-Qur’an di turunkan, menyebabkan kita berpegang kepada pendapat As Sayid Rasyid Ridha ini.

B. Defininisi Khawatim suwar
Khawatim adalah jamak dari khatimah yang berarti penutup atau penghabisan. Sedangkan Asuwar sudah disebutkan artinya di pembahasan pertama. Maka khawatimus suwar menurut bahasa berarti beberapa penutupan dari surat Al-Qur’an. Sedangkan menurut istilah adalah beberapa ungkapan dari beberapa surah-surah Al-Qur’an yang mengandung arti mengisyaratkan berakhirnya pembicaraan sehinigga merangsang untuk mengetahui hal-hal sesudahnya. Dalam pembahasan ini saya akan mengemukakan contoh-contoh dari masing-masing bentuk khwatimus suwar. Namun, contoh yang saya kemukakan hanya satu contoh dari  masing-masing bentuk  seperti:
1)      Penutupan dengan doa. Contohnya dalam surat Al Mu’miniun ayat 118:
                                                          _________________AFWAN____(Aplikasi Qur'an in Word)


“Dan Katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah pemberi rahmat yang palinig baik."

2)      Penutupan dengan wasiat.Contohnya dalam surat Ad Dukhan ayat 59:

________________AFWAN____(Aplikasi Qur'an in Word) 
“Maka tunggulah; Sesungguhnya mereka itu menunggu (pula).”
3)      Penutupan dengan masalah takwa contohnya dalam surat Al Imran ayat 200:


$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãYtB 
#uä (#rçŽÉ9ô¹$#________________AFWAN____(Aplikasi Qur'an in Word) 
“ Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”
4)      Penutupan dengan masalah fara’Id. Terdapat dalam satu surat saja yakni An Nisa ayat 176:

4 bÎ)ur (#________________AFWAN____(Aplikasi Qur'an in Word)æ ÇÊÐÏÈ  
“Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, Maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”
5)      Penutupan dengan ta’dhim. Contohnya dalam surat Al Maidah ayat 120:

¬! à7ù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ________________AFWAN____(Aplikasi Qur'an in Word)t
 ã Èe@ä. &äóÓx« 7ƒÏs% ÇÊËÉÈ  
Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
6)      Penutupan denga janji dan ancaman. Contohnya dalam surat Al Ankabut ayat 69:
z4 ¨bÎ)ur ©!$# yìy
 Js________________AFWAN____(Aplikasi Qur'an in Word)ZÅ¡ósßJø9$# ÇÏÒÈ  
“ Dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
7)      Penutupan dengan anjuran ibadah dan tasbih. Contohnya dalam surat Al Hijr ayat 99:
ôç________________AFWAN____(Aplikasi Qur'an in Word) 
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).”
8)      Penutupan dengan hiburan kepada Nabi SAW.Contohnya dalam surat     Al Kautsar ayat 3:
žcÎ) št¥ÏR$x© uqèd çŽtIö/F{$# ÇÌÈ  
“ Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus.”
9)      Penutupan dengan sifat-sifat Al Qur’an. Contohnya dalam surat Al Qalam ayat 52:
$tBur uqèd žwÎ) ֍ø.ÏŒ tûüÏHs>»yèù=Ïj9 ÇÎËÈ  
“ Dan Al Quran itu tidak laini hanyalah perinigatan bagi seluruh umat.”
10)  Penutupan dengan bantahan.Terdapat pada satu surat saja yakni              Ar Ra’du ayat 43:
ãAqà)tƒur šúïÏ%©!$# (#rãxÿx. |Mó¡s9 WxyöãB 4 ö@è% 4s"Ÿ2 «!$$Î/ #JÎgx© ÓÍ_øt/ öNà6uZ÷t/ur ô`tBur ¼çnyYÏã ãNù=Ïæ É=»tGÅ3ø9$# ÇÍÌÈ  
“Berkatalah orang-orang kafir: "Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul". Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu, dan antara orang yang mempunyai ilmu Al Kitab.”
11)  Penutpan dengan ketahuidan. Contohnya dalam surat Al Ikhlas ayat 3-4:
öNs9 ô$Î#tƒ öNs9ur ôs9qムÇÌÈ   öNs9ur `ä3tƒ ¼ã&©! #·qàÿà2 7ymr& ÇÍÈ  
“Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
12)  Penutupan dengan tahmid atau pujian. Contohnya dalam Ash –Shafat ayat 182:
ßôJptø:$#ur ¬! Éb>u šúüÏJn=»yèø9$# ÇÊÑËÈ  
“Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.”
13)  Penutupan dengan dengan kisah contohnya dalam surah Al Fil ayat 5:
öNßgn=yèpgmú 7#óÁyèx. ¥Aqà2ù'¨B ÇÎÈ  
“Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).”
14)  Penutupan dengan anjuran jihad. Terdapat  pada satu surat saja yakni Al Hajj ayat 78:
(#rßÎg»y_ur Îû «!$# ¨,ym ¾ÍnÏŠ$ygÅ_ 4 uqèd öNä38u;tFô_$# $tBur Ÿ@yèy_ ö/ä3øn=tæ Îû ÈûïÏd9$# ô`ÏB 8ltym 4
“ Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.”
15)  Penutupan dengan perinician maksud.Contohnya dalam surah Al Fatihah ayat 6-7:
$tRÏ÷d$# xÞºuŽÅ_Ç9$# tLìÉ)tGó¡ßJø9$# ÇÏÈ   xÞºuŽÅÀ tûïÏ%©!$# |MôJyè÷Rr& öNÎgøn=tã ÎŽöxî ÅUqàÒøóyJø9$# óOÎgøn=tæ Ÿwur tûüÏj9!$žÒ9$# ÇÐÈ  
“Tunjukilah Kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
16)  Penutupan dengan pertanyaan. Contohnya dalam surat Al Mursalat ayat 50:
Ädr'Î7sù ¤]ƒÏtn ¼çny÷èt/ šcqãZÏB÷sムÇÎÉÈ  
“Maka kepada Perkataan Apakah sesudah Al Quran inini mereka akan beriman?”
17)  Penutupan dengan keterangan hari kiamat contohnya dalam surah          An Naba’ ayat 39:
y7Ï9ºsŒ ãPöquø9$# ,ptø:$# ( `yJsù uä!$x© xsƒªB$# 4n<Î) ¾ÏmÎn/u $¹/$t«tB ÇÌÒÈ  
“Itulah hari yang pasti terjadi. Maka Barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.”
18)    Penutupan dengan peringatan. Contohnya dalam surat As Sajadah ayat 30 :
óÚ͏ôãr'sù öNßg÷Ytã öÏàtGR$#ur Nßg¯RÎ) šcrãÏàtFYB ÇÌÉÈ  
“Maka berpaliniglah kamu dari mereka dan tunggulah, Sesungguhnya mereka (juga) menunggu”[5]                                                                                            

Pembahasan-pembahasan mengenai bentuk-bentuk Khawatimus suwar di atas belum pada tahap sempurna. Sebab,belum adanya keterangan-keterangan  dari pemikir-pemikir yang ahli di bidang ini yang membahasnya secara  tuntas.
BAB II
SKEMA










 






















































BAB III
KESIMPULAN

Setelah menyelesaikan beberapa materi pokok tentang fawatihus walkhatimah suwar, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1.      Fawatihus walkhawatim suwar adalah pembuka dan penutup dari surat  surat Al Qur’an atau beberapa macam dari surat surat Al Quran yang bisa di artikan dan tidak bisa di artikan.
  1. Fawatihus suwar merupakan rahasia Allah serta inti sari dari Al Quran.
  2. Adanya fawatihus walkhawatim suwar bisa memberikan penjelasan penjelasan yang mengungkapkan kemukjizatan Al Quran sehingga dapat memberikan keyakinan yang mendalam terhadap kewahyuwan Al Quran.

DAFTAR PUSTAKA

Ar-Razy, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1996)

Ath Thabary, Ulumul Qur’an, (Bandung : Cita Pustaka Media, 2005)

Hasbi, Muhammad, Ilmu-Ilmu al-Qur’an, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002)

Syadali, Ahmad dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an ,(Bandung: Pustaka Setia 2006)
Wahid, Ramli Abdul, Ulumul Qur’an ,(Jakarta: Rajawali, 1994)


[1] Ramli Abdul Wahid, Ulumul Qur’an ,(Jakarta: Rajawali, 1994), h. 10.
[2] Muhammad Hasbih, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002), h. 43.
[3] Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an ,(Bandung: Pustaka Setia 2006), h. 50.
[4] Ar-Razy, Pembahasan Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1996), h. 65.
[5]  Ath Thabary, Ulumul Qur’an, (Bandung : Cita Pustaka Media, 2005), h. 73.

No comments:

Post a Comment