Welcome to www.jamal.com
go to my homepage
Go to homepage
WELLCOME TO SITUS LO HULONDHALO

Thursday, June 2, 2011

Fahmi Misaalah Dalam Perspektif Terjemahan Kitab Kuning


Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Bagian Ke Pertama
Makkiyah Dan Madaniyah
TARJAMAH-----FAHMI MISALAH
Ketua HMJ Tafsir Hadits IAIN Gorontalo
            Ketauhilah, sesungguhnya bagi manusia  ada tiga istilah dalam menentukan Al-Makiyyah dan Al-Madaniyyah,  yang paling terkenal dari semuamya adalah
Al-Makiyyah adalah apa-apa yang turun sebelum hijrah dan Al-Madaniyyah adalah apa-apa yang turun setelahnya. Seperti yang turun di Makkah atau di Madinah atau ketika fathul Makkah atau pada tahun haji wada’ atau dari beberapa perjalanannya. Ini adalah pendapat dari Asahhu/pengikut Syafi’i pada pengertian keduanya.
            Yang ke-Dua: Sesungguhnya Al-Makiyyah adalah apa-apa yang turun di Makkah walaupun setelah hijrah  dan Al-Madaniyyah adalah surat yang turun di Madinah. Pengertian ini bersifat moderat/pertengahan. Sedangkan apa-apa yang turun diperjalanan tidak ditentukan baginya Makkiyyah dan tidak juga Madaniyyah.
            Yang ke-Tiga: Sesungguhnya Al-Makiyyah adalah apa-apa yang diturunkan kepada  orang-orang Makkah dan Al-Madaniyyah adalah apa-apa yang diturunkankan kepada orang-orang Madinah.
             Qadhi’ Abu Bakar berkata dalam Intishar: Sesungguhnya penentuan Al-Makiyyah dan Al-Madaniyyah dikembalikan lagi kepada hafalan para sahabat dan tabi’in. Dan belum ada penolakan dari Nabi Saw terhadap perkataan itu, karena Nabi sendiri belum menyuruh untuk menentukannya dan Allah belum menjadikan ilmu ini sebagai fardhu/kewajiban bagi ummat. Sedangkan yang diwajibkan dari setiap ahli ilmu adalah pengetahuan tentang nasikh dan mansukh. Itupun juga di ketahui tanpa ada ketentuan dari Rasul.
            Adapun faedah-faedah untuk mengetahui Al-Makiyyah dan Al-Madaniyyah antara lain: Mengetahui nasikh-mansukh dan mengetahuan tentang urutan-urutan surat berdasarkan waktu turunnya Al-Qur’an. Dan sungguh diantara  sahabat Ra telah mendapatkan inayah yang lebih terhadap hal ini, diantaranya adalah tuan Ali Ra, Abdullah bin Mas’ud Ra dan Ibnu Abbas Ra.
            Para ulama telah menentukan tanda-tanda Al-Makiyyah dan Al-Madaniyyah yaitu:
*      Setiap surat yang di dahului dengan kata “yaa ayyuhannas” dan bukan “ya ayyuhaladziina aamanuu” disebut Makkiyyah. Dan surat tentang haji, masih diperrtanyakan (di pertentangka).
*      Setiap surat yang didalamnya terdapat kata “kalla” maka ia Makkiyyah.
*      Setiap surat yang mengisahkan tentang Adam dan Iblis, termasuk surat Makiyyah  seperti Al-Baqarah.
*      Setiap surat yang menyebutkan tentang orang-orang Munafik, termasuk surat Madaniyyah seperti surat Al-Ankabut.
Telah berkata Hisyam bin Urwah dari bapaknya : Setiap surat yang menjelaskan tentang ancaman dan warisan, termasuk surat Madaniyyah. Dan surat yang menjelaskan tentang kisah-kisah terdahulu, maka ia termasuk surat Makiyyah.
Catatan
            Surat yang turun di Madinah ada 29 surat di antaranya: Al-Baqarah, Al-Imran, An-Nisa, Al-Anfal, At-Taubah, Ar-Rad, Al-Haj, An-Nur, Al-Ahzab, Muhammad, Al-Fath, Al-Hujurat, Al-Hadid, Al-Mujaddalah, Al-Hasyr, Al-Mumtahanah, As-Shaf, Al-Jum’ah, Al-Munafikun, At-Taghobun, Ath-Thalaq, At-Tahrim, Al-Qiyamah, Al-Zalzalah, Al-Qadr, An-Nashr dan Al-Maudzatani (Al-Falaq dan An-Nass). Dan selain dari itu turun di Makkah yang jumlahnya 85 surat. Jadi jumlah surat-surat dalam Al-Qur’an adalah 114 surat.
TARJAMAH ----ZUHROTULLAILI
\Pelajaran Kedua : Bagian Kedua
( dari kitab : Nabi adalah guru kehidupan, dikarang-
Oleh : Ust. Muhammad Abdullah As- Saman )

Pendahuluan
            Saya tidak melihat hadits dari hadits-hadits Nabi yang mulia Saw, kecuali saya menemukan di dalamnya kehidupan yang cerdas dan mendalam, dan jenis tarbiyah/pendidikan yang tinggi dan kuat.
            Dan ketika saya menemukan satu hadits, saya baca dan saya dengarkan dengan mengupasnya sebelum saya memahaminya dengan pembahasan dan penelitian, untuk mendapatkan seni balaghah/pribahasa didalamnya dan nasehat serta tauladan darinya.
            Dan saya tidak akan tahu, kalau saya tidak pergi untuk mendapatkan pelajaran kehidupan, sedang kita tidak hidup pada zaman Nabi dan kemahiran-kemahirannya yang mana sebagai penuntun di dunia dan menuntun kita kepada para pengabdi ilmu kehidupan dan guru-gurunya.
            Sesungguhnya hadits-hadits rasul tersebut menjelaskan tentang tingginya pendidikan untuk kehidupan dan madrasah untuk pendidikan yang tinggi dan masa depan yang cerah. serta Diyakini kalau kemunduran orang-orang muslim atas madrasah ini kembali lagi kepada ahli ilmu untuk memperlihatkan hadits-hadits Nabi. Maka merekapun berada dalam kekalahan karena mereka hanya meyakini hadits-hadits yang menjelaskan tentang shalat, zakat, puasa dan haji. Sehingga mereka (ahli ilmu), mengkhususkan lagi macam-macam hadits tersebut dan kemudian bersama hadits yang menjelaskan tentang peperangan, musyawarah, dan kekacauan.kemudian  hadits-hadits yang menjelaskan tentang keinginan dunia dan berdirinya dunia yang lebih baik, diantaranya tentang harapan, keadilan, dan hukum.

No comments:

Post a Comment