Welcome to www.jamal.com
go to my homepage
Go to homepage
WELLCOME TO SITUS LO HULONDHALO

Thursday, May 29, 2014

Perlunya Kecerdasan Emosional dan Spritual Bagi Personil Brimob Gorontalo



Brimob memiliki sejarah panjang sebagai suatu kesatuan yang berbeda dari polisi reguler. Brimob juga menjadikan dirinya terkenal dalam usahanya melawan pemberontak di masa-masa awal berdirinya Republik Indonesia. Kedua faktor ini dapat berarti dua hal: Pertama, reformasi dilakukan untuk lebih mengintegrasikan Brimob ke dalam Polri. Kedua, melikuidasi peran lawan insurgensi yang dimiliki Brimob selama ini walaupun bertentangan dengan budaya institusional.
Staf dan asisten yang terdapat dalam organisasi Brimob dibagi dalam beberapa bagian sebagai berikut : a) Bagian Perencanaan ; b) Bagian Intelijen ; c) Bagian Pelaksana ; d) Bagian Personil ; e) Bagian Logistik.
Selain itu terdapat staf pelayanan dan pendukung, yang terdiri dari seksi komunikasi dan elektronik; seksi kesehatan dan kesamaptaan; seksi propam (yang menangani masalah akuntabilitas profesi serta pengamanan internal) dan seksi administrasi. Unsur Pelaksana Utama di Brimob adalah sebagai berikut: a) Unit I – Gegana; b) Unit II – Pelopor; c) Unit III – Pelopor; d) Pusat Pelatihan (Puslat).
Unsur pelaksana utama adalah kekuatan utama di balik aktivitas Brimob di seluruh Indonesia. Mereka adalah personil yang diterjunkan di lapangan, untuk melakukan penjagaan ketika terjadi demonstrasi di jalan-jalan di berbagai kota di Indonesia ataupun untuk memerangi gerakan separatisme di hutan.
Unit Gegana terdiri dari empat detasemen yang masing-masingnya terdiri dari 13 sub-detasemen. Keempat detasemen Gegana ini terbagi lagi dalam tugas-tugas tertentu : a) Detasemen A/Satuan Intelijen- Reserse Mobil; b) Detasemen B/Satuan Bom-Bahan Peledak ; c) Detasemen C/Satuan Anti-Teror ; d) Detasemen D/Satuan Tugas Khusus.
Bagian dari personil Brimob, tim anti-bom Gegana, ditempatkan di semua markas tingkat provinsi di bawah perintah Kepala Polisi Daerah (Kapolda). Dengan adanya kepentingan untuk mencegah serangan teroris, disarankan personil Gegana juga ditempatkan sampai ke tingkat kabupaten atau Polres. Selanjutnya, terdapat pula dua satuan Pelopor yang masing-masing terdiri dari empat detasemen. Detasemen ini terdiri dari 40 kompi (setiap kompi terdiri dari kurang lebih 100 personil) dengan kualifikasi pelopor/ranger.
Menurut pasal 2 Surat Keputusan Kepala Polri (Skep Kapolri) No. Pol. KEP/53/X/2002 mengenai Brimob: Korps Brimob ditugaskan untuk menjaga keamanan, terutama yang berhubungan dengan penanganan ancaman dengan intensitas tinggi, dalam usahanya untuk mendukung keamanan dalam negeri. Tugas dan fungsi utama dijelaskan lebih lanjut dalam pasal-pasal di dalam Surat Keputusan tersebut, khususnya yang berkaitan dengan Unsur Pelaksana Utama, dan lebih spesifik yakni pada satuan Gegana dan Pelopor.
Gegana, berdasarkan perintah dari Komandan Brimob, dapat bertindak dalam menghadapi pelanggaran keamanan berat, terutama kejahatan terorganisir yang menggunakan senjata api dan bahan peledak ataupun yang melakukan serangan teror berskala nasional ataupun internasional. Pelopor, berdasarkan perintah dari Komandan Brimob, bertanggung jawab untuk pengendalian ketertiban publik dan perlawanan insurgensi, dalam mendukung keamanan dalam negeri. 
Berdasarkan bukti empiris Kejadian di Provinsi Gorontalo adanya kejadian  oknum Anggota baru Brimob Gorontalo yaang mabuk dan bertindak premanisme dengan membuat kericuhan di salah satu rumah warga (Kel.Dulomo) yang mengancam memakai pisau (Badik). Tentu mengundang banyak perhatian masyarakat sekitar tentang tugas dan fungsi Brimob tersebut, belum lagi perekrutan anggota baru kepolisian menuai banyak protes tentang perlunya tes kecerdasan emosional agar  tugas dan fungsi kepolisian umumnya sebagai pengayom masyarakat dapat terwujud. Disamping itu tentu selama ini tidak dapat dipungkiri bahwa kinerja Brimob Polda Gorontalo telah efektif karena tingkat keamanan masyarakat gorontalo relatif kondusif.
Berkaitan dengan hal ini maka Brimob juga dituntut tidak hanya mampu menyelesaikan permasalahan dengan kecerdasan IQ dan EQ tetapi yang lebih penting SQ. Hal ini karena IQ dan EQ hanya mampu menyelesaikan permasalahan atas rasionalitas dan kemampuan memahami lingkungan sosial, sedangkan SQ memiliki makna bahwa apa yang dilakukan, tugas yang dikerjakan adalah sebagai bentuk ibadah. Melalui SQ ini, satuan Brimob diharapkan akan menyadari bahwa tugas dan tanggungjawab sebagai abdi negara semata-mata ditujukan hanya kepada Allah SWT, sehingga dengan kesadaran ini akan lahir pribadi-pribadi anggota Brimob yang ahli dalam bidangnya, memiliki emosi yang stabil sekaligus memiliki tujuan da arah yang jelas. Akhirnya Peran Pembina Rohani dan Mental Dalam Pengembangan Kecerdasan Emosional Dan Spritual Bagi Personil Brimob Gorontalo mulai digalakkan sejak dini.


No comments:

Post a Comment