Welcome to www.jamal.com
go to my homepage
Go to homepage
WELLCOME TO SITUS LO HULONDHALO

Tuesday, May 27, 2014

Pembelajaran Mandiri Kreatif


Pengertian Pembelajaran Mandiri Kreatif
Pembelajaran mandiri kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memunculkan kretaivitas peserta didik di kelas. Dalam konteks ini, guru dituntut untuk mampu menciptakan kelas yang mampu merangsang peserta didik untuk memunculkan kreativitasnya baik dalam konteks kreativitas berpikir maupun kreativitas dalam melakukan sesuatu. Dalam konteks ini maka istilah yang sesuai dengan model pembelajaran Mandiri Kreatif adalah “cara belajar peserta didik aktif” atau lebih populer dikenal dengan istilah CBSA. Karena salah satu cakupan dalam CBSA sebagaimana diknyatakan M. Uzer dkk:
Bahwa dengan belajar peserta didik aktif maka peserta didik memperoleh perbuatan dan pengalaman langsung dalam pembentukan keterampilan, baik keterampilan berpikir maupun keterampilan dalam melakukan sesuatu.[1] 

Dalam pengertian ini dapatlah dipahami bahwa dalam pembelajaran Mandiri Kreatif peserta didik didorong untuk belajar memecahkan masalah secara mandiri setelah menerima sejumlah informasi tentang hal-hal dan cara-cara pemecahan masalah tersebut dari guru. Proses pemecahan masalah tentunya memerlukan sikap dan perbuatan kreatif berupa inisiatif, kepekaan, sumbangan ide/pikiran, kepemimpinan, serta tanggung jawab.[2]
Empat tahap yang harus dilakukan guru untuk melaksanakan pembelajaran kretaif (creative learning) yaitu:
1)      Persiapan, yaitu proses pengumpulan berbagai informasi untuk diuji;
2)      Inkubasi, yaitu rentang waktu untuk merenungkan hipotesis informasi tersebut sampai memperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut rasional;
3)      Iluminasi, yakni kondisi menemukan keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat dan rasional;
4)      Verivikasi, yaitu pengujian kembali hasil hipotesis tersebut untuk dijadikan sebuah rekomendasi.[3]

 Ciri-ciri Pembelajaran Mandiri Kreatif
Model pembelajaran Mandiri Kreatif mempunyai banyak ciri yang intinya menekankan pada kemandirian peserta didik. Dalam hal ini peserta didik lebih banyak waktu bergelut dengan berbagai sumber belajar yang dapat digunakannya dalam pemecahan masalah. Maka jika dilihat dari konteks belajar berdasarkan sumber, ciri-ciri pembelajaran Mandiri Kreatif, menurut Nasution adalah: (1) Memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber bagi pelajaran dan memberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia; berarti dapat digunakan segala macam metode yang dianggap paling serasi untuk tujuan tertentu, (2) Berusaha memberi pengertian kepada peserta didik tentang luas dan aneka ragamnya sumber-sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar; mereka diajarkan teknik melakukan kerja lapangan, menggunakan perpustakaan, buku referensi, sehingga mereka lebih percaya akan diri sendiri dalam belajar., (3) Berhasrat untuk mengganti pasivitas peserta didik dalam belajar tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat dan keterlibatan diri dalam pendidikannya; apa yang dipelajari hendaknya mengandung makna baginya, penuh variasi. Peserta didik sendiri turut menentukan dan turut memilih apa yang akan dilakukannya, (4) Berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar dengan menyajikan berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran, metode kerja, dan medium komunikasi, yang berbeda sekali dengan kelas yang konvesional yang mengharuskan peserta didik belajar yang sama dengan cara yang sama; motivasi timbul bila peserta didik sendiri turut menentukan kegiatan belajar atau melakukan kegiatan-kegiatan dalam batas kesanggupannya, (5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja menurut kecepatan dan kesanggupan masing-masing dan tidak dipaksa bekerja menurut kecepatan yang sama dalam hubungan kelas; menggunakan kecepatan yang sama bagi semua peserta didik dapat berarti bahwa kecepatan itu tidak sesuai bagi kebanyakan anak yan dapat mengakibatkan bahwa tidak tercapai hasil belajar yang diinginkan, (6) Lebih fleksibel dalam penggunaan waktu; cara belajar ini tidak diharuskan belajar bersama dalam ruang yang sama pada waktu yang sama, namun tidak berarti bahwa jadwal pelajaran dibuang sama sekali, (7) Berusaha mengembangkan kepercayaan akan diri sendiri dalam hal belajar yang memungkinkan untuk melanjutkan belajar sepanjang hidupnya; peserta didik dibiasakan mencari dan menemukan sendiri sehingga ia tidak selalu bergantung pada orang lain.[4] Jadi dalam pembelajaran kreativ peserta didik benar-benar dibimbing untuk dapat belajar secara mandiri dan aktif dengan tidak dikekang oleh keadaan intern individual maupun lingkungan eksternalnya.
Sund (1975) dalam Slameto menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Hasrat keingintahuan yang cukup besar;
b.      Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru;
c.       Panjang akal;
d.      Keinginan untuk menemukan dan meneliti;
e.       Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit;
f.       Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan;
g.      Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas;
h.      Berpikir fleksibbel;
i.        Menangapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban yang lebih banyak;
j.        Kemampuan membuat analisis dan sintesis;
k.      Memiliki semangat bertanya serta meneliti;
l.        Memiliki daya abstraksi yang cukup baik;
m.    Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.[5]

Jadi motivasi yang timbul dalam diri peserta didik selain karena disebabkan oleh penciptaan kondisi belajar yang mendukung tumbuhnya kreativitas, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor individual yang menonjol dari dalam diri peserta didik.


[1]Moh. Uzer Usman, dkk, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Cet. II (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 87
[2]Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Cet. V (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 136
[3]Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h. 157
[4]Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Cet. XIV (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 26-28
[5]Slameto, op.cit., h. 147-148

No comments:

Post a Comment