Para ahli phonology beranggapan bahwa bunyi bahasa itu tersusun atas tiga bagian penting Bagian-bagian itu tersusun secara teratur dalam struktur bunyi yang bertahap dan nonlinear. Bagian yang paling bawah yang merupakan unit terkecil dalam analisis bunyi bahasa adalah ciri-ciri bunyi bahasa yang kita kenal sebagai ciri distingtif. O’Grady et.al. ( 1989 ) menyebutkan bahwa ciri distingtif ini adalah “ the smallest building blocks of linguistic structure.” Bagian kedua adalah segmen yang tersusun atas beberapa ciri distingtif. Dan , bagian ketiga yang merupakan struktur teratas dalam analisis bunyi bahasa adalah suku kata yang terbentuk atas beberapa segmen.
Pada kata indonesia yang biasa di ucapkan ( indonesa ), kata itu (m) terdiri atas empat suku kata (σ) yang tersusun atas delapan segmen yang juga terbentuk atas beberapa ciri. Dalam contoh diatas kita hanya mencantumkan satu darisekian banyak ciri distingtif, yaitu ciri yang membedakan antara konsonan dan bukan konsonan, misalnya ciri silabik ( +sil), ciri bunyi sengau (+nasal),ciri untuk membedakan konsonan suara dan nirsuara (+voice), ciri untuk vokal bundar atau tidak bundar (+round), ciri untuk vokal depan atau belakang (-back), ciri untuk konsonan koronal atau bukan (+kor), serta ciri untuk vokal atas atau vokal bawah(+low).
1. Segmen bunyi
Ahli bahasa dan ilmuan ujaran (speech scientist) pada dasarnya menganggap segmen bunyi identik dengan bunyi ujar (speech sound), kendati dalam konteks tertentu, istilah ini lebih merujuk kepada sebagian kecil saja dari bunyi ujar.
Dalam fonetik kata segmen digunakan untuk mengacu kepada sebagian tertentu dari gelombang bunyi ujar yang dapat di pilah-pilah melalui kursor dalam spektograf, atau bagian tertentu dari bunyi ujar yang di rekam. Istilah segmen juga di pakai baik dalm konteks fonetik maupun fonologi.
- Fonem segmental
Fonem ini berada pada tataran “ atas “ tersimpan di dalam alam pikiran pemakai bahasa yang merupakan underlying representation dalam sisten bunyi bahasa manusia. Karenanya, tataran ini lebih dikenal dengan sebutan tataran fonemik (phonemic level). Kendati demikian, keragaman bunyi bahasa sering kali bersifat sistematis dan sangat di pengaruhi oleh lingkungan (environment) atau “tetangga”-nya sendiri. Bunyi oral (a) akan sedikit disengaukan apabila didekatkan dengan bunyi (+ nasal ).
Contoh :
- Vokal oral: fake [feik]
make [meik]
-Vokal nasal : went [wẽnt]
Sin [sἶn]
Vokal oral dan nasal, baik dalam bahasa sunda maupun bahasa inggris, tidak merupakan kontras. Vokal nasal tersebut hanyalah variasi atau alofon dari masing-masing vokal oral. Keadaan vokal oral dan nasal dalam bahasa inggris bersifat distributif komplementer, seperti yang terlihat dalam contoh berikut :
Bunyi I : slip [slip]
Fly [flay]
Bunyi I : clear [klier]
Play [pley]
Bahasa inggris juga memiliki segmen bunyi yang beraspirasi dan yang tidak, serta vokal panjang dan pendek dalam penyebaran yang komplementer. Contoh
Aspirated :poke [phouk] Unaspirated :Spoke [spouk]
Tone [thoun] stone [stoun]
Vokal panjang pendek dalam bahasa inggris juga berdistribusi komplementer ergantung kepada lingkungannya, yaitu:
Vokal panjang: phase [fe:yz] vokal pendek: face [feys]
Leave [li:v] leaf [liyf]
- Fonotaktik
Fonotaktik ini adalah bagian dari kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh penutur suatu bahasa. Fonotaktik bahasa inggris dapat digeneralisasikan sebagai berikut:
# s + bunyi hambat nirsuara + bunyi alir / semivokal.
Dua buah rumus diasumsikan telah terjadi pada proses fonologis kata. Bagaimana kedua rumus itu di formulasikan ? pada umumnya rumus fonolog berbentuk:
A B / X Y
(dibaca: A menjadi B dalam posisi antara X dan Y
Sementara itu, rumus LGD dapat dinyatakan sebagai berikut:
Bunyi –bunyi alir dan semivokal akan menjadi hampa/ tidak bersuara dalam posisi sebelum bunyi hambat nirsuara.
Sementara rumus VL dapat dinyatakan sebagai berikut:
Vokal bahasa inggris di panjangkan apabila didikuti oleh konsonan nonsonoran (obsturen) bersuara pada suku kata yang sama.
- Fonetik
Pengetahuan fonetik merupakan prasyarat untuk dapat melakukan analisis fonologi , diperlukan penjelasan yang panjang lebar mengenai ilmu bunyi ini.
Bunyi bahasa manusia dapat di pelajari sekurang-kurangnya dari tiga sudut pandang : 1. Sumber bunyi bahasa yang melibatkan studi tentang alat-alat ujar , 2. Penerima bunyi bahasa yang berkaitan dengan bagaimana manusia menangkap dan memahami bunyi ujar tersebut. Dan 3. Bunyi itu sendiri sebagai objek fisikal yang dapat dipelajari tanpa harus dihubung-hubungkan dengan kajian 1 dan 2.
- Fonetik Auditoris
Cabang fonetik ini mempelajari bagaimana manusia mendengarkan dan mempersepsikan bunyi bahasa. Oleh karena itu, fonetik auditoris di kenal pula dengan sebutan fonetik perseptual.
-Fonetik Artikulatoris
Pemerian da pengelompokan bunyi bahasa banyak di kerjakan berdasarkan penelitian fonetik artikulatoris, yakni dilakukan dengan mengamati alat-alat ucap serta cara kerja alat-alat tersebut.
- Sistem produksi bunyi bahasa
Bunyi bahasa di hasilkan dari tiga bagian organ tubuh manusia yang utama, yaitu paru-paru sebagai sumber udar, pangkal tengggorokan (larynx) tempat pita suara (vokal cord atau vokal fold) yang merupakan sumber suara, serta rongga mulut dan hidung sebagai filter untuk berbagai bunyi bahasa.
- Pengelompokan bunyi bahasa
Pada dasarnya bunyi bahasa di bagi menjadi tiga kelas bunyi utama, yaitu konsonan, vokal, dan semivokal atau semikonsonan.
Bunyi konsonan bersuara ataupun nirsuara dihasilkan dengan keadaan rongga mulut atau hidung yan sempit atau bahkan tertutup sama sekali. Hembusan udara dari paru-paru itu ada yang di hambat ole alat-alat ucap , dialirkan melewati celah sempit atau di hembuskan begitu saja.
2. Suku kata
Stelah tataran segmen, ita masih harus menganalis sistem bunyi bahasa pada tataran di atasnya, yaitu suku kata. Bagi beberapa bahasa yang memakai sistem penulisan berdasarkan suku kata.
Untuk kata yang terdiri atas beberapa suku kata, misalnya, kat extreme [ekstrem], ada empat langkah yang harus di kerjakan:
- Pertama, tentukan inti setia suku kata
- Kedua, tentukan onset untuk tiap suku kata. Untuk suku kata pertama inti suku kata adalah juga onset dan untuk suku kata kedua gugus bunyi [str] adalah onset-nya.
- Ketiga, tentukan kode untuk masing-masing suku kata dan hubungkan dengan suku kata.
- Keempat,hubungkan kedua suku kata tersebut untuk membentuk kata [K].
3. Suprasegmental
Tak kalah pentingnya dalam analisis fonologi ini adalah unsur-unsur prosodi yang berada di atas segmen dan suku kata (bahkan di atas kata dan kalimat) yang kita kenal dengan sebutan suprasegmental.
I am sue this piece of writing has touched all the internet people, its really really fastidious pst on building up new weblog.
ReplyDeleteMy site; apple computers online usa