Secara bahasa, kepribadian dalam bahwa Inggris personality berasal dari kata person (bahasa latin) yang mengandung arti "topeng" yang biasa digunakan untuk pemain sandiwara di zaman Romawi.
Pengertian ini mengandung arti bahwa manusia dalam kehidupannya selalu memberikan corak yang bukan aslinya, karena ia didorong untuk melakukan tindakan yang baik, walau bertentangan dengan yang sebenarnya.
Secara terminologis dapat dikemukakan pengertian kepribadian sebagaimana yang dikutip oleh Drs. Yunus Namsa sebagai berikut :
1. Menurut Ahmad D. Marimba, kepribadian meliputi kualitet keseluruhan dari seseorang. Kualitet itu akan nampak dalam cara- caranya berbuat, cara-caranya berfikir, cara-caranya mengeluarkan pendapat, sikapnya, minatnya, filsafat hidupnya dan kepercayaannya.
2. Dalam Ensiklopedi pendidikan, personality adalah keseluruhan dari reaksi psikologis dan sosial dari suatu individu, sintesa dari kehidupan emosional dan kehidupannya, tingkah laku dan reaksinya terhadap lingkungannya.
Dengan demikian berarti kepribadian merupakan aktivitas kejiwaragaan (psycophisical) yang senantiasa muncul pada pola fikir, sikap, dan tingkah laku manusia dalam hidup dan kehidupannya.
Dari pengertian di atas dapat diperoleh tiga unsur penting atau mendasar tentang unsur-unsur kepribadian yaitu unsur kognitif, unsur afektif dan unsur motorik. Hal ini relevan dengan aspek kepribadian yang dikemukakan oleh Abdul Aziz Ahyadi, yaitu:
1. Aspek kognitif (pengenalan),yaitu pemikiran, ingatan, khayalan, daya bayang, inisiatif, kreativitas, pengamatan dan penginderaan. Fungsi aspek kognitif adalah menunjukkan jalan mengarahkan dan mengendalikan tingkah laku.
2. Aspek afektif, yaitu bagian kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan alam perasaan atau emosi. Sedangkan hasrat, kehendak, kemauan, keinginan ,kebutuhan, dorongan, dan elemen motivasi lainnya disebut aspek konatif atau psiko-motorik (kecenderungan atau niat tindak) yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek afektif. Kedua aspek itu sering disebut aspek finalis yang berfungsi sebagai energi atau tenaga mental yang menyebabkan manusia bertingkah laku.
3. Aspek motorik yang berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku manusia seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya.
Menurut M. Ismail Yusanto dan M.Sigit Purnawan Jati, kepribadian (syakhsiyyah) pada manusia tersusun dari aqliyah dan nafsiyah. Aqliyah adalah cara berfikir manusia terhadap suatu fakta, atau cara seseorang mengaitkan fakta dengan informasi terdahulu berdasarkan satu atau lebih landasan pemikiran (aqidah fikriyyah). Sedang nafsiyah adalah cara seseorang berbuat untuk memuaskan segala kebutuhan dan keinginannya, atau cara seseorang mengkaitkan dorongan untuk memuaskan kebutuhan dengan persepsi-persepsi dalam dirinya.
Sehingga melalui pendidikan diharapkan anak didik akan menjadi manusia yang berkepribadian islami. Artinya, Islam menjadi standar atau tolok ukur bagi persepsi maupun kecenderungannya.
Konsep pembentukkan Kepribadian
Untuk mengembangkan kepribadian Islam, ada tiga langkah yang harus ditempuh, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Saw, yaitu sebagai berikut:
1) Menanamkan aqidah Islam kepada seseorang dengan cara yang sesuai dengan kategori aqidah tersebut, yaitu sebagai aqidah aqliyah; aqidah yang muncul dari proses pemikiran yang mendalam.
2) Menanamkan sikap konsisten dan istiqomah pada orang yang sudah memiliki aqidah Islam agar cara berfikir dan berprilakunya tetap berada di atas pondasi aqidah yang diyakininya.
3) Mengembangkan kepribadian Islam yang sudah terbentuk pada seseorang dengan senantiasa mengajaknya untuk bersungguh-sungguh mengisi pemikirannya dengan tsaqafah islamiah dan mengamalkan ketaatan kepada Allah Swt.
Dalam prosesnya, menurut M. Ngalim Purwanto terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang (anak),yaitu:
1. Faktor Biologis
Faktor ini berhubungan dengan keadaan jasmani atau seringkali disebut faktor fisiologis. Keadaan fisik baik yang berasal dari keturunan maupun yang merupakan pembawaan sejak lahir itu memainkan peranan penting pada kepribadian seseorang, tidak ada yang mengingkarinya. Namun, itu hanya merupakan salah satu saja. Proses pembentukan kepribadian seseorang dimulai sejak lahir, yakni dampak yang ditimbulkan oleh faktor biologis/faktor fisiologis.
2. Faktor sosial
Yang dimaksud dengan faktor sosial di sini ialah masyarakat; yakni manusia-manusia lain di sekitar individu yang mempengaruhi individu yang bersangkutan. Termasuk dalam faktor sosial ini juga tradisi-tradisi, adat istiadat/peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dalam masyarakat itu. Keadaan dan suasana keluarga yang berlainan, memberikan pengaruh yang bermacam-macam, pula terhadap perkembangan pribadi anak.
Pengaruh lingkungan sosial/keluarga terhadap perkembangan serta pembentukan kepribadian anak sejak kecil adalah sangat mendalam dan menentukan disebabkan karena :
- Pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama-pertama.
- Pengaruh yang diterima anak itu masih terbatas jumlah dan luasnya.
- Intensitas pengaruh itu tinggi karena berlangsung terus menerus siang dan malam.
- Umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana aman serta bersifat intim dan bernada emosional.
3. Faktor Kebudayaan
Pada dasarnya faktor kebudayaan ini termasuk di dalamnya faktor sosial. Kebudayaan itu tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat, sehingga kebudayaan tiap daerah/negara berlainan-lainan. Secara umum, pengaruh faktor kebudayaan dalam perkembangan dan pembentukan kepribadian anak terbagi atas:
- nilai-nilai (value)
- adat dan tradisi
- pengetahuan dan ketrampilan
- bahasa
- milik kebendaan
Di samping itu Ahmad D. Marimba menjelaskan bahwa proses pembentukan kepribadian itu melalui tiga tahap yaitu :
- pembiasaan
- pembentukan pengertian, sikap dan minat
- pembentukan kerohanian yang luhur.
Ruang Lingkup Teori Kepribadian
Psikologi keepribadian ialah suatu pikiran yang sistematis mengenai manusia sebagai individu. Teori ini dilahirkan oleh adanya kebutuhan-kebutuhan manusia untuk mengenal individu manusia lainnya lebih mendalam dan dari jarak yang lebih dekat. Yang dipelajari oleh teori kepribadian ialah semua aspek individuil manusia, yang meliputi ciri-ciri umum sebagai manusia dan ciri-ciri khususnya yang serba unik.
Dengan demikian, maka ruang lingkup teori kepribadian menitikberatkan pada sifat-sifat individual manusia, dan dihubungkan dengan situasi-situasi yang konkrit. Teori kepribadian ini mencoba melihat manusia secara total dengan aspek-aspek yang khas atau khusus. Misalnya apakah seseorang itu lebih bersifat emosional ataukah bersifat konatif.
Termasuk dalam ruang lingkup teori kepribadian ialah typologi dan karakterologi. Typologi ialah pola-pola tertentu yang membedakan suatu golongan manusia dengan golongan lainnya, berdasarkan perbedaan-perbedaan sifatnya yang fundamental. Sedangkan yang dimaksud dengan karakterologi suatu ilmu yang dikembangkan untuk mengetahui garis-garis persamaan, hukum-hukum yang bersifat sama, serta kemungkinan-kemungkinan perkembangan karakter (tingkah laku) manusia.
Struktur Kepribadian Manusia
Secara garis besar struktur kepribadian manusia merupakan rangkaian antara dua kutub, yaitu kutub individualitas biologis yang disebut jasmaniah dan kutub individualitas psikologis yang disebut rohaniah. Kedua kutub kepribadian manusia tersebut dapat dirinci dalam 5 (lima) aspek, yang meliputi : (1) Vitalitas hidup, (2) Temprament, (3) Karakter, (4) Bakat, dan (5) Sifat-sifat totalitas yang terpadu (terintegrasi).
1. Vitalitas Hidup
Yang dimaksud dengan vitalitas hidup manusia ialah daya atau kekuatan pendorong dari kehidupan yang bersifat azali baik yang bersifat jasmaniyah maupun yang bersifat rohaniyah. Vitalitas hidup dapat berwujud menjadi kekuatan magnetik jiwa yang berasal dari kekuatan jasmani dan rohani yang berpadu menjadi satu.
2. Temprament
Yang dimaksud dengan temprament ialah perilaku yang terwujud dari perpaduan antara jiwa dan jasmani pada diri seseorang. Temprament cenderung bersifat tetap sebab terbawa sejak lahir (herediter). Dengan demikian di dalamnya terdapat faktor dan unsur-unsur yang tidak bisa dirubah. Temperamental pada diri seseorang terbentuk dari 4 (empat) unsur pokok, yaitu : (1) unsur darah merah, (2) unsur lendir putih, (3) unsur empedu hitam, dan (4) unsur empedu kuning.
3. Karakter
Karakter adalah perwujudan kejiwaan dalam diri seseorang berupa tingkah laku yang menjadi spesifikasi (kekhususan) watak atau kebiasaannya. Karakter merupakan lanjutan dari dari sifat-sifat asal manusia yang dibawa sejak lahir, dan bisa pula karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan sosialnya. Watak, dapat dididik, diarahkan dan atau dikembangkan melalui proses empirik (pengalaman), baik secara formal maupun non formal.
4. Bakat
Yang dimaksud dengan bakat adalah semua faktor atau unsue kekuatan jiwa yang bersifat tertentu (khas) yang melekat pada setiap individu manusia sejak permulaan hidupnya dimana kemudian dapat dikembangkan menjadi kemampuan keahlian dan kecakapan serta keterampilan tertentu.
Kekuatan bakat ini merupakan kekuatan yang bersifat laten (potensial) serta dapat berwujud menjadi kekuatan nyata (aktual) mankala terdapat kemungkinan untuk aktif, tumbuh dan berkembang sesuai bakatnya tersebut.
Kepribadian Dalam Perspektif Typologi
1. Typologi Physic (Jasmaniah)
Kepribadian secara umum dapat dibedakan dalam berbagai bentuk tipe jasmaniah sebagai berikut :
1. Tipe kepribadian yang didasarkan pada segi otot dinamakan musculator;
2. Tipe kepribadian yang didasarkan pada pada segi susunan otak disebut cerebral;
3. Tipe kepribadian yang didasarkan pada segi kemampuan pernafasan disebut respiratoris;
4. Tipe kepribadian yang didasarkan pada kemampuan pencernaan disebut digestif.
Bentuk dan tipologi manusia yang didasarkan pada wawasan vitalitas jasmaniah (daya hidup fisik) biasanya dikategorikan sebagai berikut :
1. Tipologi yang didasarkan pada ketahanan pada penyakit;
2. Tipologi yang didasarkan pada ketahanan dan penyesuaian pada hawa atau iklim;
3. Tipologi yang didasarkan pada kemampuan dan penyesuaian pada makanan (pencernaan)
4. Tipologi yang didasarkan pada pada kemampuan dan penyesuaian pada lingkungan.
Tipe-tipe vitalitas hidup yang demikian erat hubungannya dengan sifat-sifat keturunan yang membawa pengaruh pada kepribadian.
2. Typologi Psychis (Rohaniah)
Beberapa model tipologi kepribadian yang didasarkan pada pada kriteria kejiwaan (rohaniah) manusia meliputi 2 (dua) hal, yakni :
a. Tipe manusia yang vitalitas jiwanya kuat, antara lain :
1) Mudah menyesuaikan diri dengan situasi lingkungan;
2) Bersemangat dan gembira;
3) Lincah dan impulsif;
4) Selalu ingin tau dan suka menyelidiki;
5) Besar kemauan, suka perubahan;
6) Berdisiplin, hasrat besar untuk berprestasi;
7) Suka mandiri dan berdikari;
8) Tampak awet muda.
b. Tipe manusia yang vitalitas jiwanya lemah, antara lain :
1) Kurang bersemangat;
2) Kurang berdisiplin, kurang lincah;
3) Kaku, lembut kerja, dorongan lemah;