Welcome to www.jamal.com
go to my homepage
Go to homepage
WELLCOME TO SITUS LO HULONDHALO

Thursday, October 27, 2011

Hakikat Motivasi Belajar


              I.              Hakikat  Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari bahasa Inggris yaitu motivation yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang. Menurut Suryabrata Motiv adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan.[1]
Secara garis besar, motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1.      Motivasi intrinstik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam tanpa adanya ransangan dari luar,
2.      Motivasi ekstrinstik, yaitu motivasi yang dipengaruhi oleh rangsangan dari luar.[2]

Menurut Brow, ada beberapa ciri seseorang yang mempunyai motivasi belajar yang sangat tinggi, yakni sebagai berikut:
1.      Tertarik pada dosen, artinya tidak membenci atau acuh tak acuh.
2.      Tertarik pada meta pelajaran yang diajarkan.
3.      Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama pada dosen.
4.      Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas.
5.      Ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain.
6.      Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali.
7.      Selalu terkontrol oleh lingkungannya sendiri.[3]

           II.              Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar tersebut ada dalam jaringan rekayasa pedagogis dosen. Dengan tindakan persiapan mengajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka dosen menguatkan motivasi belajar mahasiswa. Sebaliknya, dilihat dari segi emansipasi kemandirian mahasiswa, motivasi belajar semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis kejiwaan mahasiswa. 
Ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, unsur-unsur tersebut adalah: Cita-cita/aspirasi pembelajaran, Kemampuan pembelajar, Kondisi pembelajar, Kondisi lingkungan belajar, Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran, Upaya dosen dalam  membelajarkan pembelajar.[4]
1.      Cita-cita/ aspirasi pembelajar
Setiap manusia senantiasa mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu di dalam hidupnya, termasuk pembelajar. Cita-cita atau aspirasi tertentu di dalam hidupnya, termasuk pembelajar. Cita-cita atau aspirasi ini senantiasa ia kejar dan ia perjuangkan. Bahkan tidak jarang, meskipun rintangan yang ditemui sangat banyak dalam mengejar cita-cita dan aspirasi tersebut, seseorang tetap berusaha semaksimal mungkin karena hal tersebut berkaitan dengan cita-cita dan aspirasinya. Oleh karena itu cita-cita dan aspirasi sangat mempengaruhi terhadap motivasi belajar seseorang.
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil, seperti keinginan anak untuk belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat membaca, dapat mengaji, dan lain-lain. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menimbulkan kamauan bergiat bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi perkembangan kepribadian.
Seseorang yang bercita-cita menjadi dokter, pada saat sedang belajar di jenjang pendidikan dasar, tentu menggemari mata pelajaran dan bacaan-bacaan yang berkaitan dengan ilmu kesehatan. Sebaliknya seseorang yang berstatus mahasiswa dan dahulunya bercita-cita menjadi ilmu hukum tetapi dipaksa oleh orang tuanya mengambil teknik elektro, dapat dipastikan kesungguhan belajarnya akan berkurang, karena apa yang dia pelajari tidak sesuai dengan cita-cita dan aspirasinya.
2.      Kemampuan pembelajar.
Kemampuan manusia satu dengan yang lain tidaklah sama. Oleh karena itu kemampuan pembelajar haruslah diperhatikan dalam proses pembelajaran. Kemampuan pembelajar erat hubungannya dan bahkan mempengaruhi motivasi belajar pembelajar. Bisa terjadi, seseorang menjadi rendah motivasi belajarnya terhadap bidang tertentu karena bidang yang bersangkutan rendah kemampuannya di bidang tersebut.
3.      Kondisi pembelajar.
Kondisi pembelajar dapat dibedakan atas kondisi fisik dan kondisi psikologinya. Dua macam kondisi ini, fisik dan psikologi, umumnya saling mempengaruhi satu sama lain. Sangatlah jelas dan sering dirasakan oleh siapapun, jika kondisi fisik seseorang lemah, umumnya motivasi belajar seseorang akan menurun. Sebaliknya kondisi fisik berada dalam keadaan bugar dan segar, motivasi belajar bisa meningkat. Berarti kondisi fisik seseorang mempengaruhi motivasi belajarnya. Demikian juga kalau sedang sakit, tidak baik dipaksa untuk belajar.
            Dalam kondisi psikologis terganggu, misalnya stress, umumnya juga dapat tidak bisa berkonsentrasi terhadap hal-hal yang dipelajari. Karena tidak bisa konsisten, maka gairah belajarnya menurun. Keadaan demikian ini, bisa menjadi seseorang belajar merasa terpaksa; dan tidak banyak bermotivasi.
            Jelaslah bahwa, kondisi pembelajaran baik yang bersifat fisik maupun psikis, sama-sama berpengaruh terhadap motivasi belajarnya. Ada kalanya seseorang yang pada masa-masa sebelumnya bermotivasi tinggi, tiba-tiba menjadi rendah hanya karena fisik dan psikologisnya terganggu atau sakit. Tidak jarang, seseorang yang motivasi belajarnya biasa-biasa saja, tiba-tiba berubah karena kondisi fisik dan psikologisnya dalam keadaan prima.
4.      Kondisi Lingkungan Belajar
Selain faktor individu faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi motivasi belajar. Sebab individu secara sadar atau tidak tersosialisasi oleh lingkungan fisik dan sosial.
Yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah tempat dimana pembelajar tersebut belajar. Apakah tempat belajarnya segar, amburadul ataukah pengap. Hal demikian berpengaruh terhadap motivasi belajar. Sebaliknya tempat yang teratur, yang tertata rapi mendorong seseorang belajar dengan penuh gairah. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan sosial adalah suatu lingkungan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain. Lingkungan sosial ini dapat berupa lingkungan super mainan, lingkungan sebaya, atau kelompok belajar.[5]
Dalam lingkungan yang kompetitif untuk belajar, seseorang yang mendiami lingkungan tersebut akan terbawa serta untuk belajar sebagaimana orang lain. Ia secara sadar atau tidak, terekayasa untuk belajar. Jika pada lingkungan tersebut belajar sudah menjadi budaya, maka para penghuni lingkungan tersebut bisa terbawa ke dalam budaya belajar.
5.      Unsur-unsur Dinamis Belajar Pembelajaran
Unsur-unsur dinamis  belajar pembelajaran turut mempengaruhi motivasi belajar. Unsur dinamis belajar pembelajaran meliputi hal-hal berikut: Motivasi dan upaya memotivasi pembelajar untuk belajar, bahan belajar dan upaya penyediaannya, alat bantu belajar dan upaya penyediannya, suasana belajar dan upaya penyediaannya, kondisi subjek belajar dan upaya penyiapan dan peneguhan.[6]
Oleh karena itu, unsur-unsur dinamis demikian ini patut diperhatikan agar motivasi belajar menjadi tinggi. Tingginya motivasi belajar berimplikasi pada maksimalnya perolehan belajar pembelajaran.    
6.      Upaya Dosen dalam Membelajarkan Pembelajar.
Upaya dosen dalam membelajarkan pembelajar juga berpengaruh terhadap motivasi belajar. Dosen yang tinggi gairahnya dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan pembelajar juga bergairah belajar. Dosen yang bersungguh-sungguh dalam membelajarkan pembelajar, menjadi tinggi motivasi belajar pembelajar. Sehingganya dosen senantiasa memberikan yang terbaru dan terbaik kepada pembelajar. Menariknya hal-hal yang diberikan ini bisa menjadi tingginya motivasi pembelajar.  Sebaliknya pada dosen yang tidak bergairah dalam membelajarkan pembelajar, umumnya mengulang saja pelajaran dari tahun ke tahun. Proses belajar pembelajaran terasa kering dan kehilangan nuansa. Seolah-olah belajar pembelajar demikian ini, pembelajar tidak bergairah dan bahkan mungkin kehilangan motivasi. Hal demikian bahkan bisa parah lagi, manakala dosen yang membelajarkan tersebut sudah puas dengan keadaan yang demikian ini. Oleh karena itu, upaya dosen untuk membelajarkan pembelajar sangat krusial dalam meningkatkan motivasi pembelajar.


REFERENSI (Ket. Footnote)
[1]  Mohon maaf Kami Tidak Dapat Menampilkan Referensinya, Silahkan Anda Masukan Link Alamat Ini Sebagai Referensinya : Contoh " Pondok Mahasiswa, JUDUL POSTING, (Online ) LINK, Diakses tanggal ...............201...,.
[2] Bila anda memang memerlukan suatu bahan materi ataupun (Tesis/Skripsi/Makalah) yang sudah jadi yang mempunyai Referensi Buku yang Jelas, Maka Silahkan Hubungi no. Hotline Kami 081340102992, namun sebelumnya dengan mentranfer uang Rp. 50.000, ke No. Rekening BRI : 5133-01-000526-50-1. Materi (Tesis, Skripsi,  tersebut akan di Format "Zip Archip" dan langsung dikirimkan ke email anda.
KEPERCAYAAN MODAL UTAMA PONDOK MAHASISWA 

No comments:

Post a Comment