Welcome to www.jamal.com
go to my homepage
Go to homepage
WELLCOME TO SITUS LO HULONDHALO

Thursday, June 23, 2011

Model Orientasi Sistem Menurut Dick And Carrey

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Pemikiran
Proses pembelajaran meliputi proses belajar dan proses mengajar. Dalam kedua proses tersebut, maka komponen yang paling sentral adalah proses belajar. Karena dalam proses tersebut perlu adanya dukungan dari berbagai komponen lainnya.
Kajian sifat disain pembelajaran dapat menghasilkan rumusan sifat tunggal atau kombinasi dari suatu model pembelajaran, selain bersifat sirkuler, juga termasuk dalam supra system. Jumlah komponennya sangat banyak, rinci dan lengkap. Model Dick and Carey menerapkan penilian yang mengacu pada proses belajar dan program pembelajaran. Ditandai dengan adanya komponen evaluasi formatif , revisi pembelajaran dan evaluasi sumatif yang diterapkan.
Model Dick, Carey & Carey adalah salah satu dari Model Prosedural. Yaitu model yang menyarankan agar penerapan prinsip disain pembelajaran yang disesuaikan dengan langkah-langkah yang harus di tempuh secara berurutan. Model ini membantu ini membantu menata verja seorang guru atau widyaiswara jira harus menyusun disain pembelajaran sendiri menjadi lebih teratur dan terarah.
Sebagai seorang tenaga pengajar (guru), aktivitas kegiatannya tidak dapat dilepaskan dengan proses pengajaran. Sementara proses pengajaran marupakan suatu proses yan sistematis, yang tiap komponennya sangat menentukan keberhasilan anak didik. Sebagai suatu sistem, proses belajar itu saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya.
B.   Permasalahan
Berangkat dari konteks berpikir di atas, maka permasalahan pokok yang akan dibahas dalam makalah ini adalah ”Model Orientasi Sistem Menurut Dick And Carrey”.

BAB II
PEMBAHASAN

sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berintegrasi dan berinteraksi secara fungsional yang memproses masukan menjadi keluaran. Adapun ciri-cirinya adalah (a) ada tujuan yang ingin dicapai, (b) ada fungsi-fungsi untuk mencapai tujuan, (c) ada komponen yang melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, (d) ada interaksi antar komponen, (e) ada penggabungan yang menimbulkann jalinan keterpaduan, (f) ada proses transformasi, (g) ada proses balikan untuk perbaikan, dan (h) ada daerah batasan dan lingkungan. Lebih jauh Atwi Suparman (1991) memberikan makna terhadap sistem yang berarti benda, peristiwa, kejadian atau cara yang terorganisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang lebih kecil dan seluruh bagian secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu.
Demikian pula halnya sistem pengajaran pada mata pelajaran tertentu, dimana tujuan sistem di sini adalah untuk menimbulkan belajar (learning) yang komponen-komponen belajarnya, yakni anak didik (siswa), pendidik, instruktur, guru, materi pengajaran, dan lingkungan pengajaran.
Agar proses pengajaran mata pelajaran tertentu dapat terlaksana dengan baik, salah satu yang perlu dibenahi adalah perbaikan kualitas tenaga pengajarnya. Dengan perbaikan ini, para guru paling tidak dapat mengorganisir pengajaran dengan jalan menggunakan teori-teori belajar serta desain pengajaran yang dapat menimbulkan minat dan motivasi anak didik (siswa) dalam belajar mata kuliah tersebut.
Dalam menerapkan strategi pembelajaran ada beberapa komponen yang harus diperhatikan agar dalam kegiatan pembelajaran tercapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Menurut Dick and Carey menyebutkan adanya 5 komponen strategi pembelajaran yakni :
1) Kegiatan pembelajaran pendahuluan.
2) Penyampaian informasi.
3) Partisipasi siswa
4) Tes, dan
5) Kegiatan lanjutan
Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Gagne and Briggs, komponen dalam strategi pembelajaran adalah :
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian.
2) Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.
4) Memberi stimulus (masalah, topic, konsep).
5) Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari).
6) Menimbulkan penampilkan siswa
7) Memberi umpan balik
8) Menilai penampilan
9) Menyimpulkan.
Berdasarkan rumusan komponen strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli  secara garis besar dapat dikelompokkkan menjadi :
1.       Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya, menyajikannya dan menutup pelajaran.
a)     Sub komponen pendahuluan, merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran dan juga mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa sebelumnya dan berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah memberikan gambaran singkat tentang isi pelajaran, penjelasan relevansi isis pelajaran baru, dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.
b)     Sub komponen penyajian, kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan ini peserta didik akan ditanamkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang telah dimiliki dikembangkan pada tahap ini. Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi pelajaran, memberikan contoh dan memberikan latihan yang disesuaikan dengan materi pelajaran.
c)      Sub komponen penutup, merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan pembelajaran. Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan.
2.       Komponen kedua yaitu metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar atau guru harus dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin dapat dikatakan tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk pelajaran yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan menggunakan metode-metode pembelajaran mana yang akan digunakan dan disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan karakteristik siswa.
Macam-macam metode pembelajaran adalah :
a) Metode ceramah
b) Metode demonstrasi
c) Metode simulasi
d) Metode diskusi
e) Metode studi mandiri
f) Metode studi kasus l) dll.
g) Metode pembelajaran terprogram
h) Metode discovery
i) Metode do-look-learn
j) Metode praktikum
k) Metode bermain peran
3.       Komponen ketiga yaitu media yang digunakan.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media dapat berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik, media cetak,dsb. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah :
a) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
b) Dukungan terhadap isi pelajaran
c) Kemudahan memperoleh media
d) Keterampilan guru dalam menggunakannya
e) Ketersediaan waktu menggunakannya
f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
4. Komponen keempat adalah waktu tatap muka.
Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran dan waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
5. Komponen kelima adalah pengelolaan kelas.
Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional. Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar.
BAB III
PENUTUP

Dalam menerapkan strategi pembelajaran ada beberapa komponen yang harus diperhatikan agar dalam kegiatan pembelajaran tercapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Menurut Dick and Carey menyebutkan adanya 10 langkah strategi pembelajaran yakni :
1.    mengidentifikasi tujuan umum pengajaran;
2.    melaksanakan analisis pengajaran;
3.    mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa;
4.    merumuskan tujuan performansi;
5.    mengembangkan butir-butir tes acuan patokan;
6.    mengembangkan strategi pengajaran;
7.    mengembangkan dan memilih material pengajaran;
8.    mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif;
9.    merevisi bahan pembelajaran;
10. mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

1 comment: