Welcome to www.jamal.com
go to my homepage
Go to homepage
WELLCOME TO SITUS LO HULONDHALO

Thursday, June 23, 2011

Cara Menganalisis Karakteristik Si Belajar


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Si belajar  atau peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tersebut.
Oleh karena Anak didik  dimaksudkan, karena mereka menjadi objek dalam proses belajar mengajar, yang harus diperhatikan. Karena pentingnya memperhatikan mereka yang merupakan  generasi  penerus bangsa  maka  kesusksesan dalam  proses belajar mengajar sangat pula ditentukan oleh  keberhasilan anak didik atau peserta didik itu sendiri dalam pengembangan potensinya.
Setiap anak harus memiliki kecerdasan yang memadai, sebab mereka harus bersaing dengan beragam kebudayaan sebagai konsekwensi logis dari globalisasi infoprmasi. Diberikannya pendidikan sosial kepada anak prasekolah bermaksud untuk menumbuhkan kepribadian ssosial mereka terhadap orang tua, kakak-adik, teman sebayanya maupun orang lain disekitar lingkungannya akar kelak mereka dapat bersosialisasi dan berkontribusi positif bagi upaya perbaikan masyarakat, agama, dan bangsanya. Sangat tepat jika Islam benar-benar menekankan agar diperlukan upaya-upaya untuk membentuk kepribadian muslim bagi anak sejak dini baik yang bersentuhan langsung dengan dirinya maupun yang memiliki bisa keluar atau dilingkungan sekitarnya.
B.     Rumusan Masalah
Dari pemaparan diatas, maka makalah ini membahas tentang :  Bagaimana cara menganalisis karakteristik si belajar.
BAB II
PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK SI BELAJAR
1. Tahap Perkembangan Anak
Dalam tahap perkembangan anak ini penulis hanya mengemukakan tahapan-tahapan perkembangan yang berkenaan dengan permasalahan dalam penelitian, dimana tahapan ini memungkinkan anak dalam berinteraksi tercoraki dengan lingkungan masyarakatnya yaitu masa perkembangan anak akhir.
1) Masa masuk sekolah 2 – 6 tahun.
Pada masa ini sebagian para ahli menyebutnya sebagai masa pra sekolah (pre-school age). Para ahli pendidikan mengatakan demikian sebab kanak-kanak ini yang amat butuh  persiapan untuk memasuki sekolah dasar (SD), dan orang dewasalah yang  mempersiapkan mereka untuk itu. Pada usia ini sebagiannya memasuki pendidikan pada Taman Kanak-Kanak.
Pada masa awal perkembangan anak, mereka telah menjalin hubungan timbal balik dengan orang-orang yang mengasuhnya. Kepribadian orang terdekat akan mempengaruhi perkembangan baik sosial maupun emosional.
Dalam masa ini sebagaimana paparan diatas, perkembangan dan pembentukan kepribadian seorang anak akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan terdekatnya. Sosok manusia yang terdekatlah yang akan mencorakinya apakah itu orang tua, kakak, nenek atau justru pembantu rumah tangga.
Sebahagian orang tua menyerahkan pendidikan anak pada usia ini pada pendidikan pra sekolah yang kita kenal dengan istilah Taman Kanak-Kanak. Adapun tujuan pendidikan institusi ini adalah Membentuk manusia Pancasila sejati, yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang cakap, sehat dan terampil, serta bertanggung jawab terhadap Tuhan, Masyarakat dan negara.
2) Masa Kanak-Kanak Akhir
Secara umum masa kanak-kanak akhir yang disudahi dalam usia (+ 12/13 tahun) dan diawali dalam usia 6 tahun.
(a)      Sebagai masa masuk sekolah dasar (the elementary school age) nama pendirian pendidik. Anak mendapat nama demikian karena umumnya mereka sedang belajar di sekolah dasar dan mempelajari berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap dasar yang diperlukan lebih lanjut.
(b)      Sebagai masa sok pintar (the smart age) penamaan oleh orang-orang tua. Anak dalam usia ini sering menonjolkan apa-apa yang baru diketahuinya dari sekolah dan dia bangga akan pengetahuannya.
(c)      Sebagai masa perluasan hubungan sosial. Anak mulai meningkatkan kesukaan menjalin persahabatan dengan anak-anak lain di lingkungannya yang lebih luas dibandingkan dengan masa kanak-kanak lain.
Pada masa kanak-kanak akhir (6 -12 thn) adalah masa sekolah pendidikan dasar diselenggarakan untuk  Mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.
Disamping memberikan landasan bagi kelanjutan pendidikan pada jenjang berikutnya, pembelajaran pada Sekolah Dasar (SD) merupakan masa pembentukan kepribadian yang cukup penting bagi pengembangan kepribadian anak selanjutnya.
3). Masa pubertas dan masa remaja awal
Usia remaja ini dimasuki oleh seorang anak + 12/13 – 21/22 tahun. Masa remaja awal bertumpang tindih dengan masa pubertas yang berada dalam usia 11./12 – 13/14
Ciri khas masa ini adalah : ketidak stabilan keadaan perasaan dan emosi – remaja mengalami “badai topan “ dalam kehidupan perasaan dan emosinya, termasuk ketidak tentuan cita-cita dan mudah terombang-ambing oleh pengaruh menarik.
Untuk usia ini seorang anak berada pada jenjang pendidikan SLTP dan SLTA. Pada jenjang pendidikan ini, sebagaimana telah diuraikan  pada masa kanak-kanak akhir, diberikan pula pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) sebagai materi lanjutan pemberian pendidikan moral pada anak.

Dengan demikian jelaslah bahwa terlihat adanya hubungan antara  pendidikan dengan pembentukan perilaku dan kepribadian anak. Sebagai catatan bahwa selain pendidikan PPKN, seorang siswa diberikan pula pendidikan keagamaan yang kesemuanya itu adalah pembentukan pola kepribadian anak sesuai dengan kefitrahan anak didik.
Selain dua mata pelajaran tersebut untuk siswa SLTP dan SLTA diberikan pula bimbingan dan konseling yang bertujuan “membantu siswa untuk memahami dan mengadakan penyesuaian kepada diri sendiri, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial”.
4). Masa remaja akhir
Dengan berakhirnya masa remaja awal maka anak mulai memasuki masa remaja akhir yang disebut “Young men” atau young women. Masa ini dimulai pada usia 21/22 dengan ciri-ciri khas, stabilitas emosi yang kian membaik, citra diri dan sikap pandangan yang lebih realistis, menghadapi masalahnya secara lebih matang, yang diikuti dengan ketenangan dalam hal perasaan. Ada masa remaja akhir inilah sebahagian anak ada yang menempuh jenjang pendidikan, bekerja bahkan ada yang telah berumah tangga.
Untuk mereka yang menempuh pendidikan tinggi maka pola pembentukan kepribadian anak masih berlanjut meskipun pada usia ini anak telah terbentuk kepribadiannya. Namun demikian pada pendidikan tinggi remaja setidaknya telah mulai mempelajari pola pembentukan pribadi orang lain dan hal ini merupakan pendidikan secara tidak langsung.
Adapun mereka yang tidak melanjutkan pendidikan kejenjang pendidikan tinggi, tugas untuk melanjutkan pola pembentukan ini adalah orang tua secara langsung dan lingkungan secara tidak langsung karena berlaku tanpa disadari.
BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Dalam menganalisis karakteristik si belajar, maka seorang guru harus memahami tahap-tahap perkembangan si belajar, yaitu ; Masa masuk sekolah 2 – 6 tahun (masa pra sekolah (pre-school age), Masa Kanak-Kanak Akhir (masa masuk sekolah dasar (the elementary school age) nama pendirian pendidik.), Masa pubertas dan masa remaja awal (Usia remaja ini dimasuki oleh seorang anak + 12/13 – 21/22 tahun. Masa remaja awal bertumpang tindih dengan masa pubertas yang berada dalam usia 11./12 – 13/14), Masa remaja akhir (disebut “Young men” atau young women. Masa ini dimulai pada usia 21/22).
B.     Saran
Diakui bahwa makalah ini  masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya, saran dan arahan semua pihak sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini berguna bagi semua pihak terutama bagi praktisi pendidikan.

No comments:

Post a Comment