Welcome to www.jamal.com
go to my homepage
Go to homepage
WELLCOME TO SITUS LO HULONDHALO

Friday, April 5, 2013

Rumusan Indikator Pembelajaran Al-Qur’an Hadits


Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. [1]
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
1.      tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD;
2.      karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
3.      potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu:
1.      Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator;
2.      Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikoator soal.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.
Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal, yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi, unsur-unsur secara lengkap dikenal dengan ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree)(Suparman, 1995).
1.      AudienceAudienceadalah pebelajar yang akan belajar.
2.      BehaviorBehavior adalah perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh pebelajar setelah selesai proses pembelajarannya.
3.      ConditionCondition adalah batasan yang dikenakan kepada pebelajar atau alat yang digunakan pebelajar saat mereka dites, bukan pada saat mereka belajar.
4.      DegreeDegree adalah tingkat keberhasilan pebelajar dalam mencapai perilaku tersebut.

Contoh Perumusan Indikator
Merumuskan indikator dalam sebuah pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. Demikian pula dalam proses pembelajaran mengartikan Al-Qur’an dan Hadits ini perlu dirumuskan indikatornya. Indikator yang dirumuskan ini menjadi acuan dalam melihat keberhasilan proses pembelajaran dan proses penilaian.
Secara garis besar indikator pembelajaran mengartikan Al-Qur’an dan Hadits adalah diupayakan agar murid mampu:
a.       Mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an dengan lancar dan benar
b.      Mengartikan hadits dengan lancar dan benar
Secara lebih rinci penjabaran dan perumusan indikator yang disebutkan di atas adalah sebagai berikut:
1. Mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an dengan lancar dan benar
Dalam proses pembelajaran mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an ini dilakukan secara bertahap. Langkah awal yang dilakukan adalah murid diajarkan cara mengartikan kosa kata yang terdapat dalam ayat-ayat yang sedang dipelajari. Setelah seluruh kosa kata dari ayat-ayat ini dikuasi artinya, murid diajarkan untuk mengartikan ayat demi ayat. Kondisi ini pada gilirannya akan menjadikan siswa mampu untuk mengartikan keseluruhan ayat dari surat yang sedang dipelajari. Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran mengartikan ini, diusahakan murid mampu mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an dengan lancar dan benar.
2. Mengartikan hadits dengan lancar dan benar
Proses yang sama juga terjadi dalam pembelajaran mengartikan hadits. Pada awalnya murid diajarkan untuk mengartikan kosa kata yang terdapat dalam suatu hadits. Setelah semua kosa kata yang terdapat dalam hadits yang dipelajari ini diketahui artinya, murid diajarkan untuk mengartikan hadits secara utuh. Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran mengartikan ini, diusahakan murid mampu mengartikan hadits dengan lancar dan benar.


[1] Adaptasi dan disarikan dari: Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Indikator

No comments:

Post a Comment