Welcome to www.jamal.com
go to my homepage
Go to homepage
WELLCOME TO SITUS LO HULONDHALO

Saturday, June 18, 2011

Model-model Desain Pembelajaran


Cunningham mengemukakan bahwa desain itu ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan,  fakta-fakta, imajinasi-imajinasi dan asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.[1]
Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1.        Perbaikan Kualitas Pembelajaran
Perbaikan kualitas pembelajaran haruslah diawali dengan perbaikan desain pembelajaran. Desain pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena dalam desain pembelajaran,tahapan yang akan dilakukan oleh guru atau dosen dalam mengajar telah terancang dengan baik,mulai dari mengadakan analisis dari tujuan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi sumatif yang tujuannya untu mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
2.        Pembelajaran Dirancang dengan Pendekatan Sistem
Untuk mencapai kualitas psmbelajaran, maka desain pembelajaran yang dilakukan haruslah didasarkan pada pendekatan sistem. Hal ini disadari bahwa dengan pendekatan sistem, akan memberikan peluang yang lebih besar dalam mengintegrasika semua variabel yang mempengaruhi belajar, termasuk keterkaitan antar variabel pengajaran yakni variabel kondisi pembelajaran, variabel metode, dan variabel hasil pembelajaran.
3.        Desain Pembelajaran Mengacu pada Bagaimana Seseorang Belajar
Kualitas pembelajaran juga banyak tergantung pada bagaimana pembelajaran itu dirancang. Rancangan pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan perancangnya. Apakah bersifat intuitif atau bersifat ilmiah. Jika bersifat intuitif, maka rancangan pembelajaran tersebut banyak diwarnai oleh kehendak perancangnnya. Tetapi jika dibuat berdasarkan pendekatan ilmiah, maka rancangan pembelajaran tersebut diwarnai oleh berbagai teori yang dikemukakan oleh para ilmuan pembeljaran. Di samping itu pendekatan lain adalah pembuatan rancangan pembelajaran bersifat intuitif ilmiah yang merupakan paduan antara keduanya,  sehingga rancangan pembelajaran yang dihasilkan disesuaikan dengan pengalaman empiric yang pernah ditemukan pada saat melaksanakan pembelajaran yang dikembangkan pula dengan penggunaan teori-teori yang relevan.
Berdasarkan tiga pendekatan ini, maka pendekatan intuitif ilmiah akan dapat menghasilkn pembelajaran yang lebih sahih dari dua pendekatan lainnya bila hanya digunakan secara terpisah. Berbagai teori yang telah dikembangkan mengenai belajar, misalnya teori behavioristik yang menekankan para  perilaku yang nampak sebagai hasil belajar. Teori pengelolaan informasi yang menekankan pada bagaimana suatu informasi itu diolah dan disimpan dalam ingatan. Teori ketiga berpijak pada psikologi kognitif yang memandang bahwa proses belajar adalah mengaitkan  pengetahuan baru ke struktur pengetahuan yang sudah  dimiliki siswa, dan hasil belajar akan berupa terbentuknya struktur pengetahuan yang baru yang lebih lengkap.
4.        Desain Pembelajaran Diacukan pada Siswa Perorangan
Seseorang belajar memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Tindakan atau perilaku belajar dapat ditata atau dipengaruhi, tetapi tindakan atau perilaku belajar itu akan tetap berjalan sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa yang lambat dalam hal berpikir, tidak mungkin dapat dipaksa segera bertindak secara cepat. Sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi tidak mungkin dipaksa bertindak dengan cara lambat. Dalam hal ini jika desain pembelajaran tidak diacukan pada individu yang belajar seperti ini, maka besar kemungkinan bahwa siswa yang lambat belajar akan makin tertinggal, dan yang cepat berpikir makin maju pembelajarannya. Akibatnya proses pembelajaran yang dilakukan dalam suatu kelompok tertentu akan banyak mengalami hambatan karena perbedaan karakteristik siswa yang tidak diperhatikan. Hal lain yang merupakan karakteristik siswa adalah perkembangan intelektual siswa, tingkat motivasi, kemampuan berpikir, gaya kognitif, gaya belajar, kemampuan awal dan lain-lain. Berdasarkan karakteristik ini, maka rancangan peembelajaran mau tidak mau harus diacukan pada pertimbangan ini.
5.         Desain Pembelajaran Harus Diacukan pada Tujuan
Hasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan hasil tak langsung (pengiring). Perancangan pembelajaran perlu memilah hasil pembelajaran yang langsung dapat diukur setelah selesai pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setelah melalui keseluruhan proses pembelajaran, atau hasil pengiring. Perancangan pembelajaran seringkali merasa kecewa dengan hasil nyata yang dicapainya karena ada sejumlah hasil yang tidak segera bisa diamati setelah pembelajaran berakhir, terutama hasil pembelajaran yang termasuk pada rana sikap biasanya terbentuk setelah secara kumulatif dan dalam waktu yang relatif lama terintegrasi keseluruhan hasil langsung pembelajaran.
6.        Desain Pembelajaran Muaranya Kemudahan Belajar
Sebagaimana disebutkan diatas, pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa dan perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi yang ditata dengan baik, strategi yang direncanakan akan memberikan peluang dicapainya hasil pembelajaran. Di samping itu peran guru sebagai sumber belajar telah diatur secara terencana, pelaksanaan evaluasi baik formatif maupun sumatif telah terencana, memberikan kemudahan siswa untuk belajar. Dengan desain pembelajaran, setiap kegiatan yang dilakukan guru telah terencana, dan guru dapat dengan mudah melakukan kegiatan pembelajaran.  Jika hal ini dilakukan dengan baik, maka sudah barang tentu sasaran akhir dari pembelajaran adalah terjadinya kemudahan belajar siswa dapat dicapai.
7.        Desain Pembelajaran Melibatkan Variabel Pembelajaran
Desain pembelajaran diupayakan mencakup semua variabel pengajaran yang dirasa turut mempengaruhi belajar. Ada tiga variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam merancang pembelaajaran. Ketiga variabel tersebut adalah variabel kondisi, metoda dan variabel hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran adalah mencakup semua variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh perencana pembelajaran, dan harus diterima apa adanya. Yang masuk dalam variabel ini adalah tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi, dan karakteristik siswa. Sedangkan variabel metode pembelajaran adalah mencakup semua cara yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kondisi tertentu. Yang masuk dalam variabel ini adalah strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran. Sedangkan variabel hasil pembelajaran mencakup semua akibat yang muncul dari penggunaan metode tertentu pada kondisi tertentu, seperti keefektifan pembelajaran, efisiensi pembelajaran, dan daya tarik pembelajaran.
8.        Desain Pembelajaran Menetapkan Metode Untuk mencapai Tujuan
Inti dari desain pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajran yang diinginkan. Fokus utama dalam perancangan pembelajaran adalah pada pemilihan, penetapan, dan pengembangan variabel metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan hasil pembelajaran. Analisis akan menunjukkan bagaimana kondisi pembelajarannya, dan apa hasil pembelajaran yang diharapkan. Setelah itu, barulah menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang diambil dari setelah perancang pembelajaran mempunyai informasi yang lengkap mengenai kondisi nyata yang ada dari hasil pembelajaran yang diharapkan. Ada tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut adalah (1) Tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi, (2) Metode (strategi) pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran. dan (3) kondisi pembelajaran yang berbeda bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran.[2]


[1] William G. Cunningham, Systematic Planning for Educational Change, First Edition, Mayfield Publishing Company, California, 1982, h.5

[2] Uno B. Hamzah, Rauf Abd.Karim. Desain Pembelajaran, Nurul Jannah: Gorontalo 2008: hal.212-217.

No comments:

Post a Comment