Sebagian
besar orang mengerti apa yang dimaksud dengan bermain, namun demikian mereka
tidak dapat memberi batasan apa yang dimaksud dengan bermain. Beberapa ahli
peneliti memberi batasan arti bermain dengan memisahkan aspek-aspek tingkah
laku yang berbeda dalam bermain.
Roestiyah
(2011:90) mengartikan metode bermain peran (role-playing) adalah mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan
gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Atau dengan roll-playing di mana anak didik berperan
atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah/psikologis itu.
Melalui
pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran (role-playing) diharapkan : (1) Agar anak didik dapat menghayati dan
menghargai perasaan orang lain; (2) Dapat belajar bagaimana membagi
tanggungjawab.
Apa
pun batasan yang diberikan tentang pengertian bermain membawa harapan dan
antisipasi tentang dunia yang memberikan kegembiraan, dan memungkinkan anak
berkhayal seperti sesuatu atau seseorang, suatu dunia yang dipersiapkan untuk
berpetualang dan mengadakan telaah. Melalui bermain anak belajar mengendalikan
diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermain merupakan
cermin perkembangan anak.
Terkait
dengan pengertian bermain peran dalam diktatnya Halidu (2007:179) dijelaskan
bahwa metode bermain peran dapat menumbuhkan dan mengembangkan potensi
tersembunyi (Hidden Potention) anak,
sehingga akan muncul dalam menyatakannya dalam suatu tingkah laku. Sehingga
secara eksplisit dapat dikatakan bahwa bermain peran dapat ditujukan untuk
memecahkan masalah-masalah yang menyangkut hubungan antar manusia terutama yang
berkaitan dengan kehidupan anak didik.
Dengan
demikian guru menggunakan metode bermain peran dalam proses belajar memiliki
tujuan agar mereka dapat menghayati peranan apa yang dimainkan, mampu
menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru. Ia bisa belajar watak orang lain, cara
bergaul dengan orang lain, cara mendekati dan berhubungan dengan orang lain,
dalam situasi itu mereka harus bisa memecahkan masalahnya. Seperti : bermain
peran sebagai seorang pemberi jasa, seperti dokter, tukang pos, tukang sayur,
dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Nurkancana. 2007.
Pemahaman dan Prestasi Belajar pada
Peserta Didik. Rineka Cipta: Jakarta
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Edisi 5. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Sumartono. 2007. Modifikasi
Kegiatan Belajar Mengajar. Tarsito: Bandung.
Uno, Hamzah B., 2007. Model
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Wahyudin
dkk. 2006. Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar Di Sekolah. Rineka
Cipta: Jakarta.
Roestiyah,
20011, Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta : Rineka Cipta.
Halidu
Salma. 2007. Diktat Moral dan Displin, Gorontalo :
Universitas Negeri Gorontalo
Purwanto, Ngalim. 2008. Psikologi Pendidikan (Cet. XV; Bandung: Remaja Rosdakarya
No comments:
Post a Comment