Dalam proses belajar mengajar dibutuhkan suatu strategi dalam meningkatkan kinerja seorang guru. Karena gurulah yang menjadi subjek dalam melaksanakan strategi belajar mengajar. Namun sebelum kita meninjau lebih lanjut tentang hal ini akan dikemukakan terlebih dahulu tentang pengertian strategi belajar mengajar.
Istilah “strategi” berasal dari bahasa yunani strategos yang berarti keseluruhan usaha termasuk perencanaan, cara taktik yang digunakan oleh militer untuk mencapai kemenangan dalam peperangan.[1]
Secara umum strategi memilki pengertian umum yaitu suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan, bila dihubungkan dengan proses belajar mengajar diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.1
Pembelajaran adalah suatu perubahan bagi individu dalam kaitan dengan instruksi (menyangkut) individu dan lingkungan, serta sebagai suatu kebutuhan yang membuat individu lebih mampu untuk berhadapan dengan lingkungannya. Dalam pengertian ini terdapat kata change atau “perubahan” yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Kriteria keberhasilan dalam belajar di antaranya ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar.
Sedangkan mengajar adalah merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Mengajar merupakan suatu perbuatan atau pekerjaan yang bersifat unik, dan sederhana. Dikatakan unik karena hal itu berkenaan dengan manusia yang belajar, yakni siswa, dan yang mengajar yakni guru, dan berkaitan erat dengan manusia didalam masyarakat yang semuanya menunjukkan keunikan. Dikatakan sederhana karena mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam kehidupan sehari-hari, mudah dihayati oleh siapa saja. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar-mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Dengan demikian, kegiatan belajar-mengajar adalah dapat dikatakan sebagai “pembelajaran”.
Dewasa ini istilah strategi banyak dipinjam oleh bidang-bidang ilmu lain, termasuk ilmu pendidikan. Dalam kaitannya dalam belajar mengngajar, pemakaian istilah strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru murid dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya suatu proses mengajar. dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Maksudnya agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna, guru dituntut memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen pengajaran sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan fungsi antar komponen pengajaran dimaksud.
Dengan rumusan lain, dapat juga dikemukakan bahwa strategi berarti pilihan pola kegiatan belajar mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan secara efektif. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan wawasasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan, baik dalam arti efek intruksional ( tujuan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dalam proses belajar mengajar), maupun dalam arti efek mengiring (hasil ikutan yang didapat dalam proses belajar, misalnya kemampuan berfikir kritis, kreatif, sikap terbuka setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses belajarnya).[2]
Sisi lain strategi belajar mengajar sering dipandang sebagai suatu pola umum. Perbuatan guru-murid di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar dimana salah satu komponennya adalah pengajaran yang mendukung filosofi tentang pendidikan dan pengajaran serta kompotensi dalam tehnik pengajian, kebiasaan dan lain-lain.2
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar meliputi :
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana diharapkan. Spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang begaimana yang hendak dicapai dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan itu. Dengan kata lain, menentukan sasaran dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Sasaran ini harus dirumuskan secara jelas dan kongkret sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Perubahan prilaku dan kepribadian yang diharapkan setelah siswa setelah mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar itu harus jelas, misalnya, dari tidak bisa membaca jadi bisa membaca. Kalau sebelum mengikuti belajar mengajar para siswa tidak mampu membaca atau menulis huruf al-qur’an, maka setelah mengikuti kegiatan belajar mereka menjadi mempu membaca atau menulis huruf al-qur’an, dan seterusnya, suatu belajar mengajar tanpa sasaran yang jelas, berarti kegiatan tersebut dilakukan tanpa arah atau tujuan yang pasti. Suatu kegiatan atau usaha yang tidak mempunyai arah atau tujuan yang pasti, dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan tidak tercapainya hasil yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat. Memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana kita memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang kita gunakan dalam memecahkan suatu kasus akan mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Suatu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan berbeda akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Juga akan tidak sama bila kita menggunakan pendekatan agama karena pengertian, konsep, dan teori agama mengenai baik, benar atau adil akan berbeda artinya tentang pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan tehnik belajar mengajar yang dipandang paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya. Memilih dan dan menetapkan prosedur, metode dan tehnik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau tehnik penyajian untuk memotifasi siswa agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannyauntuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau metode untuk mendorong para siswa mampu berfikir dan memiliki cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilah sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat pemyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. Suatu program baru bisa diketahui keberhasilannya, setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar yang lain. Bisa dilihat dari berbagai segi kerajinannya melalui tatap muka dengan guru, prilaku sehari-hari disekolah, hasil ulangan, hubungan sosial, dan sebagainya, atau dilihat dari berbagai aspek.3
Keempat strategi ini merupakan dasar acuan yang digunakan dalam menerapkan metode pada proses belajar mengajar. Pengunaan strategi bagi seorang guru sangat berpengaruh pada proses belajar mengajar karena hal ini memberikan hasil yang efektif dan efisien disebabkan karena guru menguasai banyak tehnik penyajian pelajaran, akibatnya guru akan bayak memvariasikan tehnik-tehnik penyajian materi pelajaran sewaktu kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan serta tidak menimbulkan kebosanan bagi siswa, serta berhasil guna dan berdaya guna.
Kemudian dengan pemilihan tehnik yang tepat untuk suatu mata pelajaran, maka hasil belajar siswa dapat efisien dan efektif serta mengena sasaran, sehingga apa yang menjadi tujuan dalam proses belajar mengajar akan mudah tercapai.
Penggunaan strategi belajar mengajar sangat terkait dengan pelaksanaan tugas seorang guru. Oleh sebab itu guru harus memilki wawasan yang mantap tentang tehnik, penyajian yang merupakan salah satu unsur dalam melakukan strategi belajar mengajar, sesuai dengan tujuan belajar yang di capai.
Oleh sebab itu dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, salah satu langka strategi itu ialah menguasai tehnik-tehnik penyajian materi pelajaran. Tehnik penyajian pelajaran yang di maksud adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur.4
Dapat di jelaskan bahwa strategi yang dibutuhkan adalah persiapan proses belajar mengajar dan yang harus diperhatikan adalah kesiapan belajar siswa baik fisik maupun psikis (Jasmani-Rohani) yang memungkinkan siswa atau subjek untuk melakukan proses belajar. Selanjutnya, pada aspek pemberian motivasi, strategi sangat memberikan pengaruh karena motivasi ini mengharuskan adanya tenaga pendorong (motivator) atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu dalam hal ini adalah pada pencapaian tujuan proses belajar mengajar. Adapaun target ideal dari strategi dalam proses pembelajaran adalah kemampuan siswa memahami apa yang telah dipelajari baik kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik. Atas dasar ini maka perhatian atau dapat dikatakan kesungguhan dan keseriusan siswa dalam proses belajar mengajar menjadi sangat urgen. Pada prinsip ini menyangkut suatu proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang dapat menerima atau meringkas informasi yang diperioleh dari lingkungannya.
Sisi lain tehnik penyajian pelajaran sering diartikan sebagai tehnik penyajian bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik.5
Dengan demikian strategi belajar mengajar sangat terkait dengan adanya tehnik penyajian pelajaran yang pada umumnya dapat berlangsung di dalam kelas bahkan boleh jadi berlangsung diluar kelas.
[1] I.L. Pasaribu dan Drs. B. Simandjuntak, Proses Belajar Mengajar, edisi II ( Bandung ; Tarsito Bandung, 1983)., h. 76
1Syaiful Bahri Djamarah (cet. All) Strategi Belajar Mengajar, Cet.II, (Jakarta:Rineka Cipta. 2002), h. 5
[2] Suharyono dkk, Strategi Belajar mengajar I (semarang : Press 1991).h. 6
2Rostiyah NK, Strtegi Belajar Mengajar, Cet. 4, (Jakarta, Rineka cipta, 1991) h. 6
3Syaiful Bahri Djamarah, op,cit
5Ibid
No comments:
Post a Comment