Welcome to www.jamal.com
go to my homepage
Go to homepage
WELLCOME TO SITUS LO HULONDHALO

Thursday, February 27, 2014

Pengertian Metode Bermain Peran (Penelitian Tindakan Kelas)



Sebagian besar orang mengerti apa yang dimaksud dengan bermain, namun demikian mereka tidak dapat memberi batasan apa yang dimaksud dengan bermain. Beberapa ahli peneliti memberi batasan arti bermain dengan memisahkan aspek-aspek tingkah laku yang berbeda dalam bermain.
Roestiyah (2011:90) mengartikan metode bermain peran (role-playing) adalah mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Atau dengan roll-playing di mana anak didik berperan atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah/psikologis itu.
Melalui pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran (role-playing) diharapkan : (1) Agar anak didik dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain; (2) Dapat belajar bagaimana membagi tanggungjawab.
Apa pun batasan yang diberikan tentang pengertian bermain membawa harapan dan antisipasi tentang dunia yang memberikan kegembiraan, dan memungkinkan anak berkhayal seperti sesuatu atau seseorang, suatu dunia yang dipersiapkan untuk berpetualang dan mengadakan telaah. Melalui bermain anak belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermain merupakan cermin perkembangan anak.
Terkait dengan pengertian bermain peran dalam diktatnya Halidu (2007:179) dijelaskan bahwa metode bermain peran dapat menumbuhkan dan mengembangkan potensi tersembunyi (Hidden Potention) anak, sehingga akan muncul dalam menyatakannya dalam suatu tingkah laku. Sehingga secara eksplisit dapat dikatakan bahwa bermain peran dapat ditujukan untuk memecahkan masalah-masalah yang menyangkut hubungan antar manusia terutama yang berkaitan dengan kehidupan anak didik. 
Dengan demikian guru menggunakan metode bermain peran dalam proses belajar memiliki tujuan agar mereka dapat menghayati peranan apa yang dimainkan, mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru.  Ia bisa belajar watak orang lain, cara bergaul dengan orang lain, cara mendekati dan berhubungan dengan orang lain, dalam situasi itu mereka harus bisa memecahkan masalahnya. Seperti : bermain peran sebagai seorang pemberi jasa, seperti dokter, tukang pos, tukang sayur, dan sebagainya.


DAFTAR PUSTAKA
Nurkancana. 2007. Pemahaman dan Prestasi Belajar pada Peserta Didik. Rineka Cipta: Jakarta
 Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Edisi 5. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Sumartono. 2007. Modifikasi Kegiatan Belajar Mengajar. Tarsito: Bandung.
Uno, Hamzah B., 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Wahyudin dkk. 2006. Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar Di Sekolah. Rineka Cipta: Jakarta.
Roestiyah, 20011, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta.
Halidu Salma. 2007. Diktat Moral dan Displin, Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo
Purwanto, Ngalim. 2008. Psikologi Pendidikan (Cet. XV; Bandung: Remaja Rosdakarya
 

No comments:

Post a Comment