Welcome to www.jamal.com
go to my homepage
Go to homepage
WELLCOME TO SITUS LO HULONDHALO

Thursday, October 20, 2011

Tekhnik Penganalisaan Item Hasil Tes Belajar


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dasar pemikiran dalam mengevaluasi item dalam tes penguasaan adalah sampai sejauhmana tiap item dapat mengukur hasil pengajaran. Jika suatu item dapat dijawab benar oleh semua siswa, baik sebelum maupun sesudah diajari, jelaslah bahwa item itu tidak mengukur hasil pengajaran. Demikian juga sebaliknya, jika semua item dijawab salah oleh semua siswa, baik sebelum maupun sesudah siswa mendapat pelajaran, maka item tersebut tidak berfungsi sebagai alat evaluasi.
Item Analisys, berguna bagi perbaikan penyusunan kembali soal-soal tes, juga berguna untuk melihat atau meneliti materi-materi mana dari bahan pelajaran yang belum dikuasai siswa (soal atau item yang sukar) untuk selanjutnya kita dapat mengulang kembali atau memperbaiki proses belajar mengajarnya. Soal atau item yang sukar bagi keseluruhan kelas berguna untuk pembimbingan kearah eksplorasi yang lebih luas. Soal-soal yang ternyata sukar itu dapat didiskusikan bersama kelas sehingga, disamping memperluas pengetahuan siswa, juga menghilangkan salah pengertian pada mereka.
Untuk memperoleh ukuran keefektifan item berdasarkan hasil pengajaran, guru harus memberikan tes yang sama sebelum dan sesudah mengajar. Item yang efektif akan dijawab benar oleh sejumlah lebih besar siswa sesudah pengajaran daripada sebelum pengajaran. Indeks sensitivitas bagi keberhasilan pengajaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
S          = sensitivitas keberhasilan yang dicari
RA      = jumlah siswa yang menjawab benar item sesudah pengajaran
RB       = jumlah siswa yang menjawab benar item sebelum pengajaran
T          = jumlah total jawaban item itu yang benar kedua-duanya.

Analisis item hasil  tes belajar sangat berguna untuk mengevaluasi suatu item tes, dan jika dikombinasikan dengan maksud untuk memeriksa item itu sendiri, hasil analisis itu memberikan informasi yang sangat berguna bagi pengembangan item itu.

B.     Rumusan Masalah
Dari pemaparan diatas, maka makalah ini diarahkan pada :  Bagaimana Tehnik penganalisaan item hasil tes belajar


BAB II
PEMBAHASAN

TEKHNIK PENGANALISAAN ITEM HASIL TES BELAJAR
Salah satu cara untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang paling efektif ialah dengan jalan mengevaluasi tes hasil belajar yang diperoleh dari proses belajar-mengajar itu sendiri. Dengan kata lain, hasil tes itu kita olah sedemikian rupa sehingga dari hasil pengolahan itu dapat diketahui komponen-komponen manakah dari proses belajar-mengajar itu yang masih lemah.
Pengolahan tes hasil belajar dalam rangka memperbaiki proses belajar-mengajar dapat  dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : a) dengan membuat analisis soal (item analysis); b) dengan menghitung validitas dan keandalan tes.
Dalam pasal ini khusus akan dibicarakan cara yang pertama, yaitu teknik analisis soal atau yang biasa disebut item analisis. Analisis terhadap soal-soal (items) tes yang telah dijawab oleh murid-murid mempunyai dua tujuan penting.
Pertama, jawaban-jawaban soal itu merupakan informasi diagnostik untuk meneliti pelajaran dari kelas itu dan kegagalaan-kegagalan belajarnya, serta selanjutnya untuk membimbing kearah cara belajar yang lebih baik. Kedua, jawaban-jawaban terhadap soal-soal yang terpisah dan perbaikan (review) soal-soal yang didasarkan atas jawaban-jawaban itu merupakan basis bagi penyiapan tes-tes yang lebih baik untuk tahun berikutnya.
Jadi, tujuan khusus dari item analysis ialah mencari soal tes mana yang baik dan mana yang tidak baik, dan mengapa item atau soal itu dikatakan baik atau tidak baik. Dengan mengetahui soal-soal yang tidak baik itu selanjutnya kita dapat mencari kemungkinan sebab-sebab mengapa item itu tidak baik. Dengan membuat analisis soal, sedikitnya kita dapat mengetahui tiga hal penting yang dapat diperoleh dari tiap soal, yaitu:
a.       Sampai di mana tingkat atau taraf kesulitan soal itu (difficulty level of an item). Untuk menghitung taraf kesukaran soal suatu tes dipergunakan rumus sebagai berikut :
TK =indeks TK atau taraf/tingkat kesukaran yang dicari
U   = jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok pandai yang menjawab benar
          Untuk tiap soal
L    = jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang yang menjawab benar
          Untuk tiap soal
T    = jumlah siswa dari kelompok pandai dan kurang.

b.      Apakah soal itu mempunyai daya pembeda (discriminating power) sehingga dapat membedakan kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang bodoh. Daya pembeda dari suatu tes dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
DP             = daya pembeda yang dicari
U, L dan T            = taraf kesukaran

Apakah semua alternatif jawaban (options) menarik jawaban-jawaban, ataukah ada yang demikian tidak menarik sehingga tidak perlu dimasukan kedalam soal.
Ada beberapa prosedur analisis item yang dapat dilakukan terhadap norm-referenced test (Thorndike, 1971). Bagi tes-tes hasil belajar yang informal yang digunakan dalam pengajaran, agaknya diperlukan prosedur yang sederhana saja.
Misalkan dalam menganalisa 32 lembar jawaban tes multiple choice dengan 5 option dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Menyusun 32 lembar jawaban tes dari yang paling tinggi sampai yang terendah.
2.      Pisahkan sepertiga lembar jawaban yang nilai skor tinggi (uper group), dan sepertiga lembar jawaban nilai skor rendah (lower group), sehingga dapat masukan kedalam proses penganalisa.
3.      Untuk tiap item, hitunglah jumlah siswa dari uper group yang memilih tiap alternatif (option), kemudian kerjakan.
4.      Catatlah jumlah dari langkah 3 tersebut di dalam catatan tes dalam kolom dimana alternatif itu dipilih.
5.      Taksirlah tingkat kesukaran soal (item difficulty) dengan menghitung persentase siswa yang menjawab item itu dengan benar. Prosedur sederhana ini adalah untuk mendasarkan penaksiran itu hanya pada siswa-siswa yang termasuk di dalam kelompok analisis item itu.
6.      Taksirlah daya pembeda item dengan membandingkan jumlah siswa yang menjawab item dengan benar.
7.      Tentukan keefektifan distruktornya dengan membanding jumlah siswa yang memilih tiap alternatif yang salah.
 Jika kita menggunakan siswa yang reltif kecil dalam penganalisaan item tes hasil belajar kelas, informasi analisis item hendaknya diinterpretasikan dengan sangat berhati-hati, baik tingkat kesukaran maupun daya pembeda suatu item dapat berubah-ubah atau berbeda-beda antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Dengan demikian, tidaklah bijaksana menentukan suatu tingkat minimum dari daya pembeda untuk pemilihan item, atau membeda-bedakan item berdasarkan perbedaan yang kecil dalam indeks-indeks diskriminasinya.
Oleh karena itu, kita hendaknya lebih memperhatikan items yang memiliki tingkat kesukaran 50 % dan items yang memiliki daya pembeda yang tertinggi. Namun, sifat tentatif dari data yang kita peroleh memberikan kelonggaran yang besar pada kita untuk berbuat kesalahan. Jika suatu item menunjukkan indeks positif dalam diskriminasi, jika semua alternatifnya berfungsi secara efektif, dan jika items itu mengukur secara pedagogis hasil yang disignifikan, item itu hendaknya dipertahankan dan disimpan dalam file item untuk digunakan pada waktu akan datang.
Jika item itu disimpan dalam file dan digunakan kembali sesudah beberapa saat tertentu, data hasil analisis item itu sebaiknya dicatat pada kartu setiap saat item itu digunakan. Kumpulan data semacam itu akan memperlihatkan variabilitas dalam indeks kesukaran item dan daya pembedanya, dan dengan demikian informasi itu lebih interpretable.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, M. Ngalim., 2006. Prinsip-prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran, cet. Ke-12, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Surapranata, Sumarna., 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes; Implementasi Kurikulum 2004, cet. Ke-1, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

_________., 2004. Panduan Penulisan Tes Tertulis; Implementasi Kurikulum 2004, cet. Ke-1, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

No comments:

Post a Comment